WahanaNews.co | Polri memaparkan setidaknya terdapat 5 peran atau keterlibatan Dokter Sunardi dalam kasus tindak pidana terorisme. Sebelum ditembak mati oleh Densus 88 Antiteror, Dokter Sunardi merupakan orang penting dalam jaringan teroris Jamaah Islamiah (JI).
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan menyebut, pertama Sunardi merupakan anggota dari Jamaah Islamiah (JI). "Selaku anggota organisasi teroris JI," kata Ramadhan, beberapa waktu lalu.
Baca Juga:
Soal Teror Rumah Bappilu Gerindra Sulsel, Serma Arifuddin Adik Mentan Mangkir Panggilan Denpom
Pernah menjabat sebagai Amir Khidmat. Menjadi Deputi Dakwah dan Informasi. Kemudian, menjadi penasihat dari para Amir JI.
"Penanggung jawab Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI), sebuah yayasan, atau organisasi terlarang yang terafiliasi jaringan JI. Yang tugasnya adalah, merekrut, mendanai, dan memfasilitasi perjalanan pengikut FTF (Foreign Teroris Fighter) ke Suriah. Yayasan ini berdasarkan penetapan Ketua PN Jakpus 2015 adalah organisasi terlarang," ujar Ramadhan.
Menurut Ramadhan, Dokter Sunardi telah ditetapkan sebagai tersangka sebelum ditembak mati saat dilakukan penangkapan di Sukoharjo, Jawa Tengah.
Baca Juga:
Usai Teror Rumah Ketua Gerindra Sulsel, Anggota TNI Diperiksa Denpom
Sebelumnya, berdasarkan pernyataan dari Humas Polri, detik-detik penangkapan seorang tersangka teroris itu bak film action. Pasalnya, saat hendak ditangkap Dokter Sunardi sedang mengendarai kendaraan roda empat dengan double cabin.
Ketika mengetahui hendak ditangkap, Sunardi berusaha melarikan diri dan melawan menggunakan kendaraannya dengan menabrak petugas yang mengadangnya.
Penangkapan terhadap Dokter Sunardi dilakukan pada Rabu 9 Maret sekira pukul 21.15 WIB, di Jalan Bekonang, Sukoharjo. Karena berusaha melarikan diri, akhirnya personel detasemen berlambang burung secara spontan langsung naik ke cabin dari kendaraan milik tersangka tersebut.
Saat itu, tersangka berusaha menjatuhkan personel Densus yang berada di belakang mobilnya tersebut, dengan cara menggerakan kendaraannya ke kanan dan kiri dalam keadaan cepat.
Melihat upaya itu, petugas Densus 88 pun telah memberikan peringatan. Namun karena tidak dihiraukan oleh tersangka, anggota Densus akhirnya menembak mati tersangka. [qnt]