WahanaNews.co | Pegiat media sosial Ade Armando dikeroyok massa hingga babak belur. Kejadian tersebut dialaminya saat menghadiri demo 11 April 2022.
Akibat kejadian nahas tersebut, Ade Armando harus dilarikan ke rumah sakit atas penganiayaan tersebut.
Baca Juga:
Dugaan Ujaran Kebencian Ade Armando soal DIY Mulai Diselidiki Polisi
Menanggapi peristiwa tersebut, jaringan Gusdurian sangat mengecam tindakan pengeroyokan tersebut. Pasalnya tindakan tersebut dianggap sebagai aksi yang bertentangan dari prinsip hukum, moral, hak asasi manusia hingga agama.
Koordinator Jaringan Gusdurian Alissa Wahid pun mengatakan pihaknya menyampaikan empat pernyataan sikap. Adapun yang pertama, bahwa Jaringan Gusdurian mengecam dan mengutuk aksi pengeroyokan dan kekerasan terhadap Ade Armando.
“Kekerasan itu justru menutupi dan menenggelamkan aspirasi masyarakat yang dilindindugi konstitusi,” ucap Alissa dikutip dari laman instagram resmi @JaringanGusdurian Selasa (12/4/2022).
Baca Juga:
Bila Tak Bisa Ikuti Aturan, Kaesang Persilakan Ade Armando Keluar dari PSI
Kedua, Jaringan Gusdurian pun mendorong aparat kepolisian untuk mengusut tuntas kasus tersebut. Sehingga, pelaku mendapat ganjaran hukum yang setimpal.
“Meminta aparat mengusut tuntas penganiayaan tersebut dan memberikan sanksi kepada pelaku sesuai dengan Undang-Undang,” tambahnya.
Putri Gus Dur tersebut juga meminta elit politik untuk tidak melakukan provokasi. Menurutnya, provokasi dapat merusak konstitusi yang ada.
“Tidak melakukan provokasi dan spekulasi yang merusak konstitusi demi kemaslahatan bangsa hanya demi kekuasaan,” tuturnya.
Terakhir, Jaringan Gusdurian meminta dan mengajak masyarakat agar menyampaikan aspirasi tanpa menggunakan sedikit pun kekerasan. Menurutnya, penyaluran aspirasi harus berfokus dengan tujuan utama.
“Aksi kekerasan hanya akan menjauhkan substansi aksi dan menyebabkan sentimen negatif dari masyarakat," tutup Alissa. [rsy]