WahanaNews.co | Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto membeberkan bahwa partai politik yang tergabung dalam koalisi pilpres yang terbentuk pada menit-menit terakhir, bakal tidak solid.
Hal ini, kata Airlangga, merupakan salah satu pelajaran penting dari pengalaman Golkar selama ini dalam proses pembentukan koalisi.
Baca Juga:
Sejumlah Politis Senior Golkar Dorong Munaslub untuk Ganti Ketum Airlangga
"Berdasarkan pengalaman Partai Golkar itu, kami sudah mengikuti dan pembentukan koalisi di menit-menit terakhir itu tidak diikuti dengan soliditas daripada koalisi itu sendiri," ujar Airlangga Hartarto dalam acara Talks XYZ+ agency bertajuk "Airlangga Melalui KIB: Game Changer 2022" secara virtual, Senin (10/10/2022).
Efek koalisi menit terakhir, kata Airlangga, membuat kerja-kerja koalisi tidak optimal. Karena itu, tutur dia, para senior Golkar meminta Golkar agar membentuk koalisi lebih awal sehingga Golkar bersama PAN dan PPP berhasil membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
"Nah berdasarkan pengalaman mulai dari Pemilu 2004, 2009, 2014, yang terakhir 2019, Golkar dalam pandangan dengan para tokoh senior Golkar itu meminta agar persiapan itu lebih awal," ungkap dia.
Baca Juga:
Tiga Nama Capres Muncul Gagalkan Koalisi Besar, PDIP Klaim PPP Tinggalkan Golkar dan PAN
Persiapan lebih awal tersebut, kata Airlangga Hartarto mencakup banyak hal mulai dari visi-misi hingga kerja sama antara partai dalam koalisi, bukan banyak di level DPP saja, tetapi juga di daerah baik itu tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
"Karena itu ini memerlukan sebuah mekanisme tersendiri dan membutuhkan kegiatan bersama, di mana dengan kegiatan bersama itu nanti akan terlihat kerja sama yang baik antara partai politik," pungkas Airlangga.
Sejauh ini, sudah terbentuk dua koalisi Pilpres 2024, yakni KIB bentuk Golkar, PAN dan PPP serta koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) bentukan Gerinda dan PKB. Sementara Nasdem sudah melakukan komunikasi intens dengan Demokrat dan PKS untuk membentuk koalisi Pilpres 2024.
PDIP secara aturan, sudah memiliki tiket tersendiri untuk mengusung capres-cawapres di Pilpres 2024 tanpa harus berkoalisi. [rin]