WahanaNews.co | Cuitan politikus Gerindra, Arief Poyuono, pada tanggal 16 Desember 2020, di akun Twitter-nya, menyebutkan kedekatan Ketua Komisi Nasional
Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Ahmad Taufan Damanik, dengan HTI dan politikus
PKS.
"Ahmad
Taufan Damanik, Komisioner Komnas HAM, sering mengisi acara HTI dan jd
konsultan politiknya Gatot Pujo, hingga akhirnya menjadi dewas PT Tirtanadi
Medan diangkat oleh Gatot Pujo. Kira2 dia netral enga ya dalam menginvestigasi kasus 6 laskar FPI
versus Polisi ya," kicau Arief.
Baca Juga:
HRS Sebut ‘Negara Darurat Kebohongan’, Pengacara: Itu Dakwah
Gatot Pujo Nugroho adalah kader PKS yang menjadi Gubernur Sumatera Utara,
namun kemudian terpaksa lengser di tahun 2015 setelah terciduk KPK gegara kasus
penyuapan hakim PTUN Kota Medan.
Kicauan Arief Poyuono tadi melahirkan kontroversi cukup panas di
kalangan netizen, mengingat peran Komnas HAM yang kini tengah menjadi sorotan.
Diketahui, saat ini Komnas HAM tengah bekerja
mengumpulkan bukti-bukti terkait kasus tertembaknya 6 Laskar Front Pembela Islam (FPI) oleh kepolisian di tol Jakarta-Cikampek, 7 Desember 2020 lalu.
Baca Juga:
Habib Rizieq Bebas, Ini Respon Pecinta HRS di Majalengka
Bahkan, Komnas HAM pun mengaku telah lebih dulu melakukan rekonstruksi
atas kasus penembakan tersebut, dan bukan
hanya sekali, dengan lokasi yang berbeda-beda.
Yang terakhir, Komnas HAM telah
melakukan pemanggilan terhadap Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol
Mohammad Fadil Imran, pada Senin (14/12/2020), untuk meminta keterangan.
Disinggung soal independensi, Ketua Komnas
HAM, Ahmad Taufan Damanik, dalam sebuah wawancara secara daring di
televisi, menyatakan, pihaknya tidak mau
terpengaruh oleh tekanan pihak manapun.
Komnas HAM, kata dia, bekerja atas
amanat Undang-Undang.
"Peristiwa penembakan ini soal serius.
Bayangkan saja, Bapak Presiden sampai memberikan atensi khusus,
mempercayakan Komnas HAM. Bagi kami, itu satu tantangan yang berat. Kami
harus mengungkap apa yang sebenar-benarnya. Bukan apa yang dimau oleh pihak
tertentu. Kan pihak tertentu maunya
digiring ke sini, yang di sana lain lagi. Kami tidak mau," ungkapnya di Jakarta, belum lama ini. [dhn]