WahanaNews.co, Jakarta - Bentrokan antar warga dan aparat keamanan di kantor Badan Pengusahaan (BP) Batam, Kepulauan Riau, terkait penolakan proyek strategis nasional (PSN) di kawasan Pulau Rempang, menyebabkan sejumlah orang luka-luka.
Salah satu korban adalah Direktur Pengamanan (Dirpam) BP Batam Brigjen Pol Muhammad Badrus. Badrus terkena lemparan batu di bagian dagu hingga berdarah.
Baca Juga:
“Teror” bagi Rakyat Melayu Rempang, Dikosongkan, Digeser, dan Digusur
"Ada sekitar enam orang yang terluka, baik dari Ditpam maupun dari polisi. Salah satunya yang terluka itu jenderal bintang satu. Dia kena lemparan di bagian dagu sampai berdarah," ujar Kepala Biro Humas, Promosi, dan Protokol BP Batam Ariastuty Sirait di lokasi, dikutip dari Antara, Senin (11/9/2023).
Menurut pantauan Antara, aksi demonstrasi yang awalnya damai tiba-tiba berubah ricuh. Warga melempar batu, kayu, hingga bom molotov ke arah halaman kantor BP Batam. Massa juga merusak pagar.
Petugas pun melepaskan gas air mata dan water canon ke arah kerumunan massa. Beberapa petugas dan karyawan BP Batam terluka akibat terkena lemparan batu. Mereka langsung dibawa ke klinik di dalam kantor BP Batam untuk mendapat perawatan.
Baca Juga:
Membantu di Dapur Umum Warga Rempang, Polisi Periksa Istri Wawalkot Batam
Menurut keterangan warga, Lukmanul Hakim (31), yang diwawancara CNNIndonesia.com, aksi masih berlangsung hingga pukul 15.00 WIB. Mereka menuntut tujuh warga yang ditangkap dan jadi tersangka agar segera dibebaskan.
Polisi pun telah menangguhkan penahanan terhadap tujuh orang tersangka dalam peristiwa bentrokan yang terjadi antara warga dengan aparat gabungan di Rempang, Kepulauan Riau, Kamis (7/9).
Kabid Humas Polda Kepri Kombes Zahwani Pandra Arsyad mengatakan penangguhan itu diberikan dengan jaminan tak akan melakukan aksi penolakan upaya relokasi warga imbas PSN Rempang Eco-City.