WAHANANEWS.CO, Puncak Jaya - Bentrokan yang dipicu oleh pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah, berujung tragis dengan menewaskan 12 orang.
Kerusuhan ini melibatkan massa pendukung dua pasangan calon bupati dan wakil bupati, yakni nomor urut 1, Yuni Wonda-Mus Kogoya, serta paslon nomor urut 2, Miren Kogoya-Mendi Wonerengga.
Baca Juga:
Imbas Pilkada: Bentrok di Puncak Jaya Kembali Terjadi, 59 Orang Luka
Kekerasan antara kedua kelompok telah berlangsung sejak 27 November 2024 hingga 4 April 2025, menimbulkan korban jiwa dan luka-luka dalam jumlah besar.
"Dari data yang kami himpun, delapan korban meninggal berasal dari pendukung paslon nomor urut 1, sementara empat lainnya dari paslon nomor urut 2," ungkap Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz, Brigjen Pol Faizal, dalam pernyataan resmi di Jayapura, Minggu (6/4/2025).
Selain korban tewas, bentrokan ini juga mengakibatkan ratusan orang mengalami luka-luka akibat terkena panah.
Baca Juga:
Upaya Gagalkan Suplai Senpi ke KKB, Empat 4 Polda Berperan Bantu Satgas Damai Cartenz
"Total korban luka mencapai 658 orang, terdiri dari 423 pendukung paslon nomor 1 dan 230 dari kubu paslon nomor 2," lanjut Faizal, yang juga menjabat sebagai Wakapolda Papua.
Situasi yang semakin memanas membuat ratusan warga terpaksa mengungsi demi keselamatan, terutama setelah banyak rumah mereka turut terbakar dalam insiden tersebut.
201 Bangunan Hangus Terbakar
Bentrokan yang berkepanjangan ini tidak hanya merenggut nyawa dan melukai ratusan orang, tetapi juga menyebabkan kerusakan parah di berbagai wilayah Kabupaten Puncak Jaya.
Kota Mulia, ibu kota kabupaten, serta sejumlah distrik di sekitarnya menjadi lokasi utama amukan massa, mengakibatkan ratusan bangunan dirusak dan dibakar.
"Kerugian material yang terjadi cukup besar. Sebanyak 201 bangunan terbakar akibat bentrokan antar pendukung," kata Faizal.
Dari total bangunan yang hangus, 196 di antaranya merupakan rumah warga.
Sisanya meliputi satu bangunan SD Pruleme Belakang Toba Jaya, satu Kantor Balai Kampung Trikora, satu Kantor Distrik Irimuli, satu kantor Partai Gelora, dan satu kantor Balai Desa Pagaleme.
Aparat keamanan masih terus berupaya meredam situasi agar ketegangan tidak semakin meluas, sementara pemerintah setempat mengimbau kedua belah pihak untuk menahan diri demi menjaga stabilitas di Kabupaten Puncak Jaya.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]