WahanaNews.co, Kupang - Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), menegaskan bahwa koalisi antara kubu Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo tidak mungkin terjadi.
"Demi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, kami hanya akan mendukung kader dari partai kami sendiri. Kami yakin bahwa kemungkinan tidak mungkin terjadi dengan nomor 1 dan 2 di putaran kedua. Yang pasti, 3 dan 1 atau 3 bersama 2, karena menjadi sulit jika bukan nomor 3. Saya sudah terbiasa berada di posisi oposisi, seperti yang diungkapkan oleh Bu Mega waktu itu, yang penting adalah kekuatan kami di DPR," ucap Ahok dalam sebuah dialog kebangsaan di Gereja Hermon, Kota Kupang, pada Rabu (7/2/2024).
Baca Juga:
Veronica Tan di Kabinet Merah Putih, Prabowo Titipkan Misi Besar untuk Anak dan Perempuan
Ahok menyatakan bahwa isu yang sedang berkembang di masyarakat saat ini mirip dengan situasi pada saat pencalonan calon presiden.
Pada waktu itu, Ahok melanjutkan, wacana yang beredar adalah bahwa Megawati mendukung anaknya, Puan Maharani, sebagai calon presiden. Namun, isu tersebut terbantah ketika Megawati memilih untuk mendukung Ganjar.
"Jadi isu koalisi ini dari mana? Sama kayak dulu isu Ibu Mega nggak mau Ganjar, karena maunya Puan. Kalau Puan nggak mau akan dipasangkan dengan Prabowo sama Puan. Itu nggak benar semua," beber mantan kader Partai Gerindra itu, mengutip Detik.
Baca Juga:
Jika Diusung PDIP di Pilgub Jakarta 2024, Ahok Siap Menangkan Anies Baswedan
Ahok mengungkapkan bahwa Megawati pernah menyatakan bahwa dia memiliki hubungan yang cukup dekat dengan Anies Baswedan.
Meskipun begitu, putri dari presiden pertama Indonesia, Soekarno, lebih memilih untuk mencalonkan Ahok dan membuatnya menjadi lawan Anies pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta tahun 2017.
"Pada saat itu, Ibu Mega mengatakan kepada saya bahwa dia (Mega) dan Anies itu dekat, Pak Ahok. Meskipun saya dekat dengan Anies, mengapa saya tidak mendukungnya sebagai Gubernur DKI? Mengapa saya harus mendukung Pak Ahok? Karena, saya melihat rekam jejak," jelas mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Ahok melanjutkan, "Jika seseorang memiliki rekam jejak yang tidak jelas dalam pekerjaannya, hanya pandai bicara, saya tidak mungkin mendukungnya," sambil menirukan perkataan Megawati.
Untuk diketahui, Ahok melakukan dialog kebangsaan bersama umat Kristiani di Gereja Bukit Zaitun dan Gereja Hermon Nunbaun Sabu (NBS) selama kunjungannya di Kota Kupang.
Selain itu, Ahok juga melakukan dialog kebangsaan bersama tokoh adat di Milenium Ballroom Kupang dan makan malam bersama Alam Ganjar, putra capres Ganjar Pranowo.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]