WahanaNews.co, Jakarta - Ketua Umum Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem), Wanto, menyebut Budiman Sudjatmiko sebagai kader kaleng-kaleng, lantaran langkahnya yang secara terang-terangan telah mendukung Prabowo Subianto dari Partai Gerindra.
Dengan tegas, Wanto mengaku tak nyaman oleh sikap Budiman dan mengimbau mantan aktivis reformasi itu untuk segera keluar dari barisan Partai Gerindra.
Baca Juga:
Mustikaningrat Tampil Memukau, Visi Ekonomi Sumedang Sugih Jadi Sorotan Debat Pilkada
Sebagai catatan, Repdem adalah sayap organisasi dari PDI-P. Budiman pernah menjabat sebagai salah satu Ketua Umum organisasi tersebut pada awal tahun 2000-an.
"Jika anggota PDI Perjuangan sejati, tentu pilihan mereka adalah Ganjar Pranowo. Bagi saya, mereka yang tidak mendukung Ganjar Pranowo tidak pantas dianggap sebagai anggota sejati PDI Perjuangan, mereka hanya anggota yang tidak memiliki komitmen," ujarnya, mengutip Kompas.com,Senin (21/8/2023).
Wanto juga mengekspresikan perasaannya yang sangat malu dan menyesal menyaksikan Budiman Sudjatmiko berpindah aliansi ke pihak lawan dalam politiknya.
Baca Juga:
Sengaja Dihapus, Foto Rano Karno Bersama Terduga Kasus Judi Online Lenyap dari Instagram
"Ya tentu saya sangat malu sekali dan sangat menyesalkan sekali," ucap Wanto.
"Tetapi kan memang secara personal itu kan hak politik beliau, tetapi dalam konteks berpartai tentu dia harus sadar diri," tambahnya.
Wanto menyarankan kepada Budiman agar Budiman keluar dari PDI-Perjuangan sebelum terkena sanksi, tanpa perlu memberikan alasan yang ambigu.
"Nah, menurut pandangan saya, sebaiknya dia memilih untuk keluar sebelum ada ketidakjelasan, sebelum sanksi dikenakan dan sejenisnya. Keluarlah, dengan cara yang lembut seperti itu," ungkap Wanto.
Wanto menjelaskan bahwa sebenarnya kader PDI-Perjuangan wajib mengikuti perintah dari Ketua Umum, Megawati Soekarno Putri.
"Sebagai kader tulen dari partai, seharusnya kita patuh dan tegak lurus mengikuti perintah dari Ibu Megawati Soekarnoputri, dengan semua permasalahan dan dinamika, kita harus tetap berada di bawah kendali Ibu Hj Megawati Soekarnoputri, bukan menjadi kader yang lemah," jelasnya.
Diketahui, Budiman Sudjatmiko telah menyatakan dukungannya kepada Prabowo untuk pemilihan presiden tahun 2024. Bahkan, keduanya telah mendirikan kelompok relawan bernama Prabowo Budiman Bersatu (Prabu) pada Jumat (18/8/2023) di Semarang, Jawa Tengah.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PDI-P, Hasto Kristiyanto, mengungkapkan bahwa Budiman Sudjatmiko memiliki pilihan untuk mengundurkan diri atau dipecat karena mendukung calon presiden Prabowo Subianto.
Prabowo adalah calon presiden yang didukung oleh koalisi partai Gerindra, PKB, Golkar, dan PAN. Di sisi lain, PDI-P secara resmi mendukung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden.
"Opsinya adalah mengundurkan diri atau menerima sanksi pemecatan," ujar Hasto.
Hasto menegaskan bahwa partai akan mengambil tindakan tegas untuk menanggapi langkah politik Budiman yang justru mendukung Prabowo Subianto daripada Ganjar Pranowo.
Hasto juga mengatakan bahwa Ketua DPP Bidang Kehormatan PDIP, Komarudin Watubun, akan mengumumkan lebih lanjut mengenai tindakan sanksi pada Senin (21/8/2023).
"Komarudin akan mengumumkan, yang jelas partai tidak akan mentolerir perilaku yang tidak disiplin dari setiap kader," kata Hasto.
"Partai akan mengambil tindakan yang tegas," tambahnya.
Sebelumnya, Budiman Sudjatmiko, seorang kader PDI-P, telah menyatakan dukungannya terhadap Prabowo Subianto dalam pemilihan presiden tahun 2024.
Pernyataan dukungan tersebut diumumkan melalui acara deklarasi relawan bernama Prabowo Budiman Bersatu (Prabu), yang diadakan di Semarang, Jawa Tengah, pada Jumat (18/8/2023).
Budiman mengungkapkan bahwa perubahan arah politiknya tidak bisa dipisahkan dari buku yang ditulis oleh Prabowo, berjudul "Paradoks Indonesia".
Ia mengidentifikasi bahwa dalam buku tersebut, Prabowo memiliki semangat yang sejalan dengan aktivis.
Budiman mengakui bahwa ia mengambil risiko dengan mendukung Prabowo sebagai calon presiden. Ia percaya bahwa mantan panglima Kostrad tersebut dapat melanjutkan kepemimpinan Indonesia.
"Harapannya kepada Pak Prabowo adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan mengembangkan koperasi, desa, dan jaminan sosial bagi rakyat Indonesia," ujar Budiman.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]