WahanaNews.co | Ketua DPP PDIP Sa'id Abdullah menanggapi viralnya pernyataan Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun yang menyebut pemerintahan Presiden Joko Widodo seperti Raja Firaun.
Said merasa heran dengan pernyataan itu. Menurutnya, Cak Nun mestinya berada di posisi madeg mandito ratu atau menjadi penasihat raja, dan menjadi seorang guru bangsa.
Baca Juga:
Dua Pekan Menjelang Pilkada Jakarta, Pasangan Calon Berebut Dukungan Jokowi-Anies
Sa'id curiga pernyataan tersebut disampaikan Cak Jun atas pesanan. Menurutnya, pernyataan Cak Nun justru telah merendahkan dirinya sendiri.
"Orang sekelas beliau harusnya sudah mandek mandito ratu, memilih menjadi guru dan teladan bangsa. Sangat sayangkan, pernyataan Cak Nun justru kian merendahkan dirinya sendiri," ucap Sa'id melansir CNNIndonesia.com, Rabu (18/1).
Sa'id mengaku mengagumi Cak Nun sejak muda. Namun, pernyataan itu justru menunjukkan Cak Nun kini berubah dan berbeda di usianya yang semakin tua.
Baca Juga:
Ribuan Warga Hadir, Saat Jokowi Blusukan di Banyumas Dampingi Luthfi
Menurut Said, tak ada yang bisa disamakan antara Firaun dan Jokowi. Dia bilang Firaun mengumpulkan kekayaan untuk memperkaya dia sendiri, sedangkan Jokowi tidak.
"Justru pada era saat ini Jokowi satu satu satunya Presiden yang dengan jujur mewakili negara meminta maaf atas kejahatan ham masa lalu dan berencana memulihkan hak hak korban," ucap Sa'id.
"Terlihat banyak perbedaan mendasar antara Jokowi dengan Firaun. Jadi sesungguhnya Cak Nun berbicara itu atas pesanan siapa?" Tambahnya.
Pernyataan Cak Nun yang menyamakan Presiden Jokowi dengan Firaun sempat beredar di media sosial.
Dalam video tersebut Cak Nun menyebut Jokowi sebagai Firaun dan Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan sebagai Haman. Cak Nun juga menyinggung soal Pemilu 2024.
"Hasil pemilu mencerminkan tingkat kedewasaan dan tidak rakyatnya. Betul tidak? Bahkan juga algoritma pemilu 2024. Kan, enggak mungkin menang, wis sa ono sing menang saiki," kata Cak Nun dalam potongan video tersebut.
"Karena Indonesia dikuasai oleh Firaun yang namanya Jokowi, oleh Qorun yang namanya Anthony Salim dan 10 naga. Terus Haman yang namanya Luhut," tambahnya.
Belakangan, Cak Nun meminta maaf atas pernyataannya tersebut meski tak spesifik terkait dengan pernyataan Jokowi Firaun.
Cak Nun menyampaikan permintaan maaf karena telah 'mengucapkan apa yang seharusnya tidak diucapkan'.
Permintaan maaf itu Cak Nun sampaikan melalui sebuah video berjudul 'Mbah Nun Kesambet' yang diunggah di channel YouTube CakNun.com, Selasa (17/1) malam.
"Saya minta maaf kepada semua yang terciprat, menjadi tidak enak atau menjadi menderita, atau menjadi apapun oleh ucapan saya itu," kata Cak Nun. [eta]