WahanaNews.co | Nama Din Syamsuddin muncul dalam sidang terdakwa Syahganda Nainggolan atas kasus penghasutan demo berujung ricuh di
Jakarta.
Denny Siregar pun memberikan komentar
atas kesaksian
dalam persidangan tersebut, dan
mengatakan bahwa chat yang terungkap itu berbau-bau kudeta.
Baca Juga:
Raju Hutagalung : Kami akan Tetap Dukung semua Kebijakan PJ Bupati Tapteng
"Ngeri
ih, kayak ada rasa kudeta-kudetanya gitu," tulis Denny Siregar, melalui akun Twitter-nya, @Dennysiregar7, pada
Jumat (18/2/2021).
Denny Siregar membagikan cuitan
tersebut bersama sebuah artikel berita yang membahas chat Din Syamsuddin dan KAMI yang diungkap ahli Bareskrim Polri.
Nama Din Syamsuddin muncul ketika ahli
digital forensik Bareskrim Polri, Herman Fransiskus, yang dihadirkan jaksa, mengungkapkan isi percakapan dalam grup WhatsApp (WA) "Deklarator KAMI".
Baca Juga:
DPRD Minta Julham Situmorang Diperiksa, Inspektorat : Kami Akan Melakukan Telaah Terlebih Dahulu
Diketahui, KAMI merupakan singkatan
dari Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia.
Herman lalu membacakan beberapa chat yang memuat saran agar KAMI
membentuk tim kecil guna menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan memintanya
mundur apabila terjadi kericuhan demo.
"Saran:
Kalau besok terjadi kondisi seperti tanggal 8 Oktober atau lebih parah, maka
Presidium membentuk Tim Kecil (sekitar 7 orang) untuk menemui Presiden guna
meminta beliau mengundurkan diri dan menyerahkan kekuasaan ke Wakil Presiden.
Wakil Presiden bertugas untuk berkoordinasi dengan MPR dalam menyiapkan sidang
umum istimewa MPR untuk antara lain menetapkan kembali ke UUD 45 asli,"
ucap Herman, saat membacakan chat Abdullah Hehamahua pada BAP di Pengadilan Negeri Depok, Jawa
Barat, Kamis (18/2/2021).
Herman kemudian melanjutkan isi chat Hehamahua yang
menyarankan rencana agar tim yang dibentuk melobi tokoh-tokoh penting di
sekeliling Jokowi, seperti Moeldoko, Ma"ruf Amin, Mahfud
MD, dan lain-lain.
Salah satunya, saran agar Din Syamsuddin melobi Wakil Presiden Ma"ruf Amin.
"Untuk
maksud tersebut, perlu ada pembagian tugas di antara Presidium, Komite Khusus
dan Komite Eksekutif dan melobi beberapa pihak mengenai hal tsb. Misalnya, Pak
Gatot melobi Pak Moeldoko, Pak Din melobi KH Ma"ruf Amin dan Pak Rachmat melobi
Pak Mahfud MD. Saya insya Allah akan melobi Ketua MPR. Pak Bachtiar bisa melobi
Menko Ekonomi. Demikian dan terima kasih. Itu pada tanggal 12-10-2020, pukul 05.23.42 PM," ujar Herman.
Selanjutnya, jaksa meminta Herman
untuk menjelaskan isi chat dari nomor
"Nina Bahri ketemu di Bawaslu" dan Din
Syamsuddin.
Herman lalu membacakan chat Din Syamsuddin, yang meminta agar pendukung KAMI menahan diri setelah melihat
perkembangan situasi saat itu.
"Dear
all, sehubungan dengan dinamika dan eskalasi situasi dan sudah mulai ada
gerakan mendiskreditkan KAMI. Diminta kepada semua untuk dapat menahan diri,"
ucap Herman, membacakan bagian chat
Din Syamsuddin. [qnt]