WahanaNews.co, Jakarta - Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri) memberikan tanggapan mengenai kebocoran data Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (INAFIS) Polri yang diduga dijual di dark web.
Kadiv Humas Polri, Irjen Sandi Nugroho, menyatakan bahwa mereka akan melakukan langkah-langkah mitigasi terkait insiden ini. "Kami akan melakukan mitigasi dan mengecek kembali," ujar Sandi di Lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Jakarta, pada Selasa (25/6/2024).
Baca Juga:
Perang Melawan Narkoba: Polda Sumut Ungkap 32 Kasus dan Sita 201 Kg Sabu, 272 Kg Ganja serta 40.000 butir Ekstasi
Menurut Sandi, mitigasi diperlukan untuk mencegah terulangnya kebocoran data. Apalagi, isu peretasan sedang marak terjadi di Indonesia saat ini.
"Polri akan bekerja sama dengan pemangku kepentingan lainnya untuk menyelesaikan masalah ini," tambahnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Hinsa Siburian, mengungkapkan bahwa koordinasi telah dilakukan dengan pihak kepolisian terkait isu penjualan data INAFIS Polri di dark web.
Baca Juga:
Curah Hujan Tinggi Picu Banjir di Tapteng, Ratusan Rumah Terendam
"Hasil koordinasi kami dengan Polri, bisa ditanyakan lebih lanjut ke mereka. Data ini ditemukan di mana? Sumber informasinya? Dari dark web, kan? Dark web itu seperti pasar gelap," ujarnya di Kantor Kemenkominfo, Senin (24/6/2024).
Hinsa menambahkan bahwa menurut kepolisian, data yang dijual tersebut adalah data lama dan tidak mempengaruhi layanan sistem yang saat ini dijalankan di Polri.
[Redaktur: Elsya TA]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.