Sebaliknya, kata Ramadhan, Polri siap menindaklanjuti pelaporan terkait ancaman-ancaman yang marak di dunia maya terhadap akun yang mengkritik kinerja polisi.
Termasuk kata dia, adanya informasi tentang ancaman kekerasan terhadap salah satu akun media sosial (medsos) yang turut mengkampanyekan agar Polri diganti perannya dengan satpam bank.
Baca Juga:
Jadi Tersangka dan Ditahan, Ferdinand Hutahaean Kena Pukul Cuitannya Sendiri
“Kepolisian akan merespons dengan menindaklanjuti laporan atau pengaduan secara profesional, dan akuntabel. Polri memberikan perhatian terhadap permasalahan-permasalahan yang menjadi perhatian publik,” terang Ramadhan.
Sepanjang dua pekan lalu, kritik terhadap Polri masif di maya. Para nitizen mengkampanyekan, tagar #PercumaLaporPolisi.
Hastag kritik tersebut, mencuat di jagat internet menyusul terungkapnya penghentian penyelidikan terkait kasus dugaan perkosaan ayah, terhadap tiga anak anaknya di Luwu Timur, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Baca Juga:
Respons Ferdinand Mualaf, MUI: Islam Tak Izinkan Hina Tuhan Agama Lain!
Kampanye kritik via medsos tersebut, dibalas oleh pengguna akun-akun nirkabel pendukung kepolisian, dengan mencuatkan hastag #PolisiSesuaiProsedur. Ramadhan, pekan lalu mengatakan, Polri tak mau terjebak dengan parang tagar tersebut.
“Tidak ada kita perang hastag. Jadi kita (Polri) tidak melayani perang-perang tagar,” ujar Ramadhan, Rabu (10/10/2021).
Institusi kepolisian, kembali mendapatkan ‘corengan hitam’ dari reaksi publik, atas insiden brutalisme anggota satuan Brimob.