Hashim menyampaikan tujuan diselenggarakannya acara ini adalah untuk mendidik dan melatih kader-kader Gekira mulai dari tingkat pusat dan daerah untuk menyusun program-program pendekatan terhadap calon pemilih.
Salah satu alasan diselenggarakannya acara ini, lanjut Hashim untuk membuktikan bahwa Partai Gerindra bukan partai yang radikal dan program ini untuk memperkuat kader-kader kristiani untuk maju di pemilu 2024 mendatang.
Baca Juga:
Roadshow Konsolidasi Partai Gerindra, Ini Pesan Ketua DPD Jabar untuk Pilkada Kota Bekasi
“Soal acara ini adalah pendidikan dan pelatihan dari sayap Partai Gerindra yaitu Gekira. Ini untuk mendidik dan melatih kader-kader di tingkat pusat maupun daerah, termasuk mendidik untuk menyusun program dan pendekatan kepada calon-calon pemilih,” ujar Hashim kepada media usai membuka acara diklat.
Ia juga mengakui pada 2019 lalu Partai Gerindra dituduh sebagai partai kilafah, partai pendukung gerakan-gerakan radikal dan caleg-caleg di Gerindra yang protestan dan katolik jadi korban.
“Sebetulnya ini program memperkuat kader dan caleg-caleg Kristen dari Gerindra,” tambah Hashim.
Baca Juga:
Dukungan Kepada Pasangan Calon Gubernur Banten Andra Soni-Dimyati Terus Mengalir
Ia juga mengungkapkan harapannya agar caleg dari Gekira bisa lebih percaya diri untuk maju ke depan, mengingat pada 2019 saat terjadi demoralisasi membuat jatuhnya semangat para kader dan caleg Kristen.
Sementara Yeremias Ndoen selaku Ketua Panitia mengatakan diklat ini menunjukkan keseriusan Partai Gerindra membangun SDM yang unggul, mempersiapkan politisi-politisi yang membawa semangat di kancah politik guna mencapai tujuan bernegara yaitu bonum commune.
Dalam kegiatan diklat hari pertama ini, ada dua materi yang dibahas, pertama ati Diri, Spiritualitas dan Organisasi Gekira dengan pemateri Ketua Umum Nonaktif Fary Djemy Francis dan Sekjen Nikson Silalahi.