WahanaNews.co, Jakarta - Muhaimin Iskandar, calon wakil presiden nomor urut satu, atau yang akrab disapa Cak Imin, mengungkapkan kekhawatirannya terkait keberadaan dua panelis dari Universitas Pertahanan (Unhan) dalam debat capres ketiga Pemilu 2024.
Menurutnya, kehadiran mereka dapat menunjukkan adanya potensi gangguan terhadap objektivitas.
Baca Juga:
Cak Imin Sebut PPN 12 Persen cuma untuk Barang Mewah, Bukti Presiden Prabowo Pro Rakyat
"Karena itu mengganggu objektivitas. Karena apa pun, Unhan di bawah Pak Prabowo, Menhan," kata Cak Imin saat kampanye di Kabupaten Garut, Jawa Barat pada 4 Desember 2024 lalu.
Menurut Cak Imin, kekhawatiran ini muncul karena Universitas Pertahanan (Unhan) berada di bawah koordinasi Kementerian Pertahanan (Kemhan), yang saat ini dipimpin oleh Prabowo Subianto.
Ia berpendapat bahwa keberadaan Unhan di bawah kepemimpinan Menhan Prabowo dapat mempengaruhi objektivitas debat.
Baca Juga:
Soal Tom Lembong Jadi Tersangka Korupsi, Cak Imin Mengaku Sedih
Muhaimin berharap bahwa Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyelenggara debat capres-cawapres Pemilu 2024, dapat mempertimbangkan untuk menggantikan kedua panelis tersebut.
Menurutnya, langkah ini perlu diambil agar debat capres yang dijadwalkan pada Minggu (7/1/2024) dapat berlangsung secara objektif. Ia menyampaikan protes terhadap kehadiran kedua panelis tersebut dan berharap mereka bisa diganti.
KPU telah mengumumkan 11 nama panelis untuk debat capres ketiga Pemilu 2024, dengan fokus pada tema pertahanan, keamanan, hubungan internasional, dan geopolitik.
Dua di antaranya berasal dari Unhan, yaitu pakar keamanan Kusnanto Anggoro dan Ketua Dewan Guru Besar Unhan, Laksamana TNI (Purn) Marsetio.
Ini dia profil 2 panelis dari Universitas Pertahanan (Unhan)
Kusnanto Anggoro
Kusnanto Anggoro merupakan seorang Pakar Keamanan dan Pertahanan dari Universitas Pertahanan. Dia memiliki pengalaman mengajar di Universitas Pertahanan dan Universitas Indonesia, serta di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal).
Ia juga aktif sebagai pengamat militer di Centre for Strategic and International Studies (CSIS).
Lahir di Klaten pada 9 Februari 1960, Kusnanto awalnya mengejar pendidikan di jurusan Teknik Elektro di Institut Teknologi Bandung (ITB), namun kemudian beralih ke ilmu sosial dan lulus dari jurusan Hubungan Internasional di Universitas Indonesia pada 1985.
Kusnanto melanjutkan studi doktoralnya di bidang transformasi rezim internasional di Institute of Russian and East European Studies, Universitas Glasgow, Skotlandia, Britania Raya, dan berhasil menyelesaikannya pada 1994.
Marsetio
Marsetio menjabat sebagai Ketua Dewan Guru Besar Universitas Pertahanan (Unhan). Dia pernah mengecap berbagai jabatan prestisius, termasuk Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) pada periode 2012-2014.
Ia meraih gelar lulusan terbaik Akademi Angkatan Laut pada 1981 dan memiliki sejumlah penghargaan, termasuk Dharma Wiratama dari Seskoal pada 1996 dan gelar lulusan terbaik Sesko TNI pada 2001.
Marsetio juga meraih gelar doktor di bidang culture studies dari Universitas Gajah Mada (UGM) pada 2002. Dia kemudian menjadi Guru Besar Universitas Pertahanan pada 2018. Selain mengajar di Unhan.
Marsetio juga pernah menjadi dosen di berbagai institusi pendidikan, termasuk Naval War College USA, Sesko TNI, dan Lemhannas.
Riwayat jabatan Marsetio mencakup berbagai posisi strategis dalam Angkatan Laut, dengan pencapaian tertinggi sebagai Panglima Koarmabar pada 2009.
Ia memiliki rekam jejak yang panjang dalam berbagai tugas operasional dan pimpinan di tingkat nasional maupun internasional.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]