Membuat Anies Susah Bermanuver
Salahudin yang juga pengajar Ilmu Pemerintahan di FISIP Universitas Muhammadiyah Malang itu, mengatakan situasi yang seperti ini membuat Anies maupun Nasdem, tidak percaya diri untuk bermanuver.
Baca Juga:
Mahasiswa Penggugat Presidential Threshold dapat Pujian dari Anies Baswedan
"Sementara lawan politik lainnya semakin gencar gesit membuat eskalasi politik yang dianggap merugikan Anies dan Nasdem," katanya.
Seperti masih terjadinya komunikasi politik Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY dengan Puan Maharani yang juga Ketua DPP PDIP. Maka situasi ini membuat Anies harus terus mengkonsolidasikan agar koalisi tetap utuh.
Menurut Salahudin, walau Koalisi Perubahan diikat dengan piagam, namun itu tidak menjamin bahwa suatu saat ada partai yang memilih untuk berada di poros koalisi lainnya.
Baca Juga:
Kuliah Kebangsaan Anies Baswedan "Lentera Demokrasi Jalan Menuju Keadilan Sosial"
Apakah ke partai-partai pendukung Ganjar, atau ke koalisi Prabowo yang baru mendapat asupan 2 partai besar yakni Golkar dan PAN.
"Kendati PKS dan Demokrat telah secara tegas mendukung Anies sebagai capres, setidaknya dibuktikan dengan tandatangan piagam koalisi perubahan untuk Anies, namun suatu waktu sikap PKS dan Demokrat bisa saja berubah. Tergantung dinamika politik dan kemampuan Anies dan Nasdem mengakomodir kepentingan politik PKS dan Demokrat," jelasnya.
Sikap politik yang menjadi dilema itu, menurut Salahudin, adalah usulan cawapres. Demokrat mengajukan AHY. Sementara PKS mengajukan Ahmad Heryawan atau Aher sebagai cawapres dari Anies Baswedan.