WahanaNews.co | Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah mempertanyakan aksi Partai Nasdem yang tiba-tiba 'melompat' ke pihak yang posisinya berseberangan dengan pemerintah, padahal mereka sendiri masih tetap di dalam pemerintahan.
Fahri heran bagaimana cara Nasdem bisa melawan Presiden Joko Widodo (Jokowi), namun sambil tetap berada di dalam kubu pemerintah.
Baca Juga:
Daftar Lengkap 580 Anggota DPR Terpilih 2024-2029 Bakal Ikuti Pelantikan Hari Ini
Hal tersebut Fahri Hamzah sampaikan dalam program Gaspol Spesial, seperti ditayangkan oleh akun YouTube Kompas.com pada Kamis (2/3/2023).
Mulanya, Fahri menduga ada kelompok yang secara nyata tidak suka atau marah dengan pemerintahan Jokowi dan menginginkan Anies Baswedan.
Namun, dia menyalahkan Nasdem yang justru mengeksploitasi situasi tersebut. Diketahui, Nasdem memang telah mendeklarasikan Anies sebagai Capres 2024.
Baca Juga:
Hinca Panjaitan Pimpin Tim Pemenangan Bobby-Surya di Pilgubsu 2024
"Lebih salah lagi karena Nasdem mengeksploitasi situasi ini. Sehingga tiba-tiba Nasdem pindah ke kanan. Itu yang saya tentang. Karena ini kita tidak ngerawat atau obatin luka yang ada di rakyat kita," ujar Fahri.
"Seharusnya itu ditarik ke tengah supaya rasionalitas yang berbicara. Sebenarnya itu ide saya. Saya enggak suka itu label-label kayak gini. Enggak menguntungkan. Politiknya jadi enggak sehat. Kasihan," sambungnya.
Fahri menjelaskan, Nasdem seharusnya tidak tiba-tiba pindah haluan ke Anies, lalu mengakui sendiri kalau Anies adalah musuh Jokowi.
Dia menyalahkan Nasdem yang mencoba memanfaatkan kelompok yang marah kepada Jokowi, dengan cara menggandeng Anies Baswedan.
"Jangan dong dia tiba-tiba lompat ke Anies lalu mengatakan Anies adalah lawannya Jokowi, demi untuk eksploitir kelompok kanan. Itu enggak benar itu Nasdem kayak gitu. Tidak begitu seharusnya," tutur Fahri.
Melansir Kompas.com, menurut Fahri, Nasdem seharusnya tetap setia bersama Jokowi, mengingat mereka masih berada di dalam koalisi pemerintahan.
Fahri berpendapat sebaiknya Nasdem menjelaskan pada rakyat secara baik-baik ketika hendak mengusung Anies.
"Carilah cara untuk menjelaskan kepada rakyat bahwa Nasdem adalah bagian dari pemerintahan Jokowi yang akan nerusin seluruh gagasan Pak Jokowi, dan bahkan berusaha mencari calon yang mirip dengan gagasannya Pak Jokowi. Kan harus begitu etikanya," jelasnya.
Maka dari itu, Fahri heran kenapa Nasdem malah seolah-olah loncat dari kubu Jokowi.
Fahri pun mempertanyakan cara Nasdem melawan Jokowi tapi tetap mempertahankan posisinya di tubuh pemerintahan.
"Tiba-tiba lompat, lalu kan kemudian seolah-olah ini lawannya Pak Jokowi. Terus gimana? Anda mau lawan Pak Jokowi, Anda ada di dalam. Kan enggak benar dong?" imbuh Fahri. [afs/eta]