WahanaNews.co | Ratusan polisi menyambangi rumah keluarga Brigadir J di Unit I Desa Suka Makmur, Kecamatan Sungai Bahar, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi.
Dikabarkan, mereka sempat mengepung rumah sehingga menyulitkan sanak dan kerabat masuk ke halaman rumah.
Baca Juga:
Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, Kasus Masih dalam Penyelidikan
"Malamnya itu, habis pemakaman siang, polisi ramai datang dan langsung mengepung rumah, kami tidak bisa masuk," kata Bibi Brigadir J, RS kepada wartawan di rumah korban, Selasa (12/7/2022).
RS mengatakan, ratusan polisi itu datang ke rumah pada Senin malam (11/7/2022), ketika jasad Brigadir J baru saja selesai dikebumikan di TPU Kristiani di desa setempat.
Sanak keluarga dan kerabat yang ingin masuk ke dalam rumah SH, ayah Brigadir J itu terhalang rombongan polisi. Sementara, di dalam rumah hadir seorang pejabat Mabes Polri yang sedang menerangkan kronologis peristiwa.
Baca Juga:
Melawan dengan Senjata, Begal Sadis Ditembak Mati di Deli Serdang
Polisi, sebut RS, sempat melarang anggota keluarga Brigadir J merekam menggunakan ponsel. Semua alat komunikasi pun dilarang digunakan.
"Tadi malam kami tidak bisa masuk, dilarang rekam pakai HP. Kekerasan tidak ada, cuma cara polisi itu masuk ke sini tidak bagus," sambung RS.
Sebelumnya, Irjen Pol Rachmad Wibowo menyampaikan turut berduka cita atas meninggalnya anggota kepolisian asal Jambi tersebut. Ia mengatakan keterangan resmi atas kasus tewasnya Brigadir J disampaikan Mabes Polri.
Sejumlah ponsel milik keluarga Brigadir J diduga mengalami peretasan. Hal itu diungkapkan SH, ayah kandung Brigadir J.
"HP kami sekeluarga di-hack, kami sekeluarga tidak bisa gunakan WhatsApp," kata SH di kediamannya.
Dia mengatakan peretasan ini terjadi berangsur. Pertama kali terjadi pada pukul sekitar 05.00 WIB. Aplikasi yang sering digunakan komunikasi seperti Whatsapp dan Facebook tidak bisa dibuka.
Selanjutnya, peretasan ini terjadi pada gawai milik kakak dan adiknya Brigadir J. Total sebut SH, ada 5 ponsel yang diretas dalam satu hari itu. [qnt]