WahanaNews.co, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia menilai munculnya sosok Bacapres PDIP Ganjar Pranowo dalam sebuah tayangan azan milik salah satu stasiun televisi swasta yang pakai frekuensi publik jelang Pilpres 2024 sudah tergolong konten kampanye.
"Ya iya lah [kampanye]. Maksudnya ngapain kalau tiba-tiba yang tadinya-apa namanya. Kan sebelum ditetapkan sebagai capres dan sebelum Perindo mendukung Pak Ganjar kan enggak ada azan," kata Doli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (11/9/23).
Baca Juga:
Buka Rakornas KPI dan Harsiarnas ke-91, Wapres: Pastikan Masukan dari Masyarakat atas Program Penyiaran Ditindaklanjuti
Perindo dalam hal ini bersama PPP dan Partai Hanura telah berada di koalisi pendukung Ganjar sebagai capres 2024. Doli selanjutnya menyinggung putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terbaru yang masih melarang agenda kampanye di tempat ibadah.
"Kalau azan, solat itu berkaitan dengan soal ibadah. Jadi secara etik saja harus dipertimbangkan, walaupun tidak ada aturan hukum yang kemudian dilanggar kalau ada soal itu," imbuhnya.
Doli juga berpendapat kendati dalam sisi regulasi belum ada larangan yang mengatur perihal sosok bacapres dan bacawapres 'muncul' di media televisi, namun ia menilai seharusnya peserta Pilpres tetap berjalan pada koridor etik.
Baca Juga:
Kilang Pertamina Internasional Raih Sertifikasi AEO untuk Keamanan Rantai Pasok
Sebab menurutnya dalam masa kampanye nanti, penyelenggara Pemilu pasti akan mengatur terkait dengan batasan dan mekanisme kampanye di industri media. Oleh sebab itu, ia meminta agar para peserta Pemilu mentaati aturan yang ada saat ini.
"Jadi ya harusnya juga dipertimbangkan secara etik gitu ya, karena berkaitan soal ibadah," ujar Doli.
Kemunculan Ganjar yang merupakan bakal capres PDIP dan PPP dalam tayangan azan televisi swasta mengundang banyak reaksi. Tayangan itu ramai disorot dan dikaitkan dengan politik identitas.