WahanaNews.co | Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Hasto Kristiyanto, menceritakan soal pengaruh Presiden Pertama RI, Soekarno, terhadap kemerdekaan negara-negara Afrika dan Timur Tengah.
Salah satunya, Bung Karno pernah terlibat aktif mendukung kemerdekaan Aljazair dengan cara menyelundupkan senjata.
Baca Juga:
Peringati Bulan Bung Karno, Kader PDI-Perjuangan Jalan Sehat Bareng Tri Adhianto & Ono Surono
"Di dalam perspektif Bung Karno, dunia itu akan damai apabila bebas dari imperialisme dan kolonialisme. Dari segala bentuk penjajahan," ujar Hasto, saat mengisi acara peringatan Harlah ke-97 Nahdatul Ulama (NU), yang disiarkan secara daring pada Sabtu (12/2/2022).
"Itulah yang membuat mengapa Bung Karno membantu Aljazair. Bahkan sampai kemudian menyelundupkan senjata yang seharusnya dipakai untuk membebaskan Irian Barat dikirim ke Aljazair," jelasnya.
Atas jasanya ini, kini patung Bung Karno disebutnya berdiri megah di negara tersebut.
Baca Juga:
Bupati Karo Tinjau Proyek Pelebaran Jalan, Usulkan Pemugaran Akses ke Rumah Pengasingan Bung Karno
Selain kepada Aljazair, Bung Karno juga memberikan dukungan kepada Maroko, Tunisia serta Palestina.
Bahkan, menurut Hasto, apabila sang proklamator itu tidak buru-buru lengser dari jabatan sebagai presiden, ada kemungkinan Palestina telah merdeka sejak dulu.
"Kalau Bung Karno enggak dilengserkan, Palestina mungkin sudah merdeka sejak dulu. Itu yang kami yakini. Kecintaan beliau itulah yang lantas menjadi kultur di PDI-P sampai hari ini juga," tegasnya.
Namun, setelah kejatuhan Bung Karno, Hasto menyebut pengaruh kepemimpinan Indonesia terhadap dunia menjadi menurun.
Padahal, sebelumnya kemerdekaan Indonesia menginspirasi bangsa-bangsa Afrika, Asia dan Timur Tengah juga ingin mencapai hal yang sama.
"Dulu playing field kita itu internasional," tambah Hasto.
Terlebih banyak negara-negara yang didukung Bung Karno merupakan negara dengan mayoritas penduduk muslim.
Sehingga menurut Hasto, tidak benar apabila disebut Bung Karno tidak suka dengan Islam atau membenci ulama.
"Saat menjabat sebagai presiden, jika kunjungan ke daerah-daerah pun Bung Karno kerap bertamu kepada ulama," tambahnya. [dhn]