Sugeng lantas mengingatkan pemerintah untuk tidak endorse-meng-endorse nama. Dia menilai pilpres tidak terlihat berimbang jika pemerintah atau presiden terkesan berpihak ke satu tokoh.
"Tadi saling mengingatkan mohon maaf kalau kayak gini, ada sebuah situasi yang menjadi tidak berimbang dalam image bahwa misalnya pemerintah atau presiden yang berpihak kepada calon tertentu itu seyogyanya dihapuskan," kata Sugeng dikutip detik.com.
Baca Juga:
Kades Kohod Siap Bayar Denda Rp48 Miliar, Anggota DPR Heran: Dari Mana Uangnya?
Melansir CNN Indonesia, Jodi Mahardi selaku juru bicara Luhut membantah klaim Sugeng kalau Luhut mengendorse cawapres bagi Anies kala bertemu Surya.
"Kayaknya nggak gitu deh, harus diluruskan nih," katanya.
Jodi menyebut Partai NasDem seakan-akan menceritakan bahwa Luhut yang memberikan usul. Sehingga, kata dia, akhirnya kesan yang muncul seperti ada intervensi dari Luhut.
Baca Juga:
Koalisi Permanen Prabowo: Soliditas Kian Erat, NasDem Masih Pikir-pikir
"Diceritakan seakan Pak Luhut yang mengendorse, membawa, atau mengusulkan nama untuk kepentingan tertentu, terkesan ada upaya intervensi," ucapnya.
Padahal, Jodi menyebut Luhut saat itu hanya sekedar menjawab pertanyaan Surya. Dia menyampaikan itu dilakukan Luhut karena sebatas menghindari suasana canggung saat bertemu.
"Ini kan Pak Luhut yang ditanya pendapatnya soal beberapa nama, namanya lagi makan, ditanya, masak diam aja, nanti suasana jadi kikuk dong," ujar Jodi.