WahanaNews.co | Operasi intelijen Amerika Serikat
(AS) disebutkan memfasilitasi rencana kepulangan Imam Besar Front Pembela Islam
(FPI), Habib Rizieq Shihab (HRS), ke Indonesia.
"Rencana
kepulangan HRS ke Indonesia tidak lepas dari fasilitas
operasi intelijen AS," kata Ketua Umum Perhimpunan Pergerakan Jejaring Nasional
Aktivis 98 (PPJNA 98), Anto Kusumayuda, dalam pernyataan kepada
wartawan, Rabu (4/4/2020).
Baca Juga:
Merasa Dirinya Kaset Rusak, Ikrar Nusa Bhakti Sebut Kelompoknya Dikalahkan 1 Keluarga yang Isinya Cuma 5 Orang
Menurut
Anto, secara geopolitik dan geostrategis, AS memiliki hubungan baik dengan Arab
Saudi.
"Selama
di Arab Saudi, HRS juga tidak dipermasalahkan, dan bisa beraktivitas biasa. Ini
menunjukkan ada kekuatan besar yang melindungi HRS," ungkapnya.
Rencana
kepulangan HRS, kata Anto, tidak bisa dilepaskan dari pernyataan Menlu AS, Mike
Pompeo, pada acara bersama GP Ansor beberapa
waktu lalu, yang
meminta mewaspadai Partai Komunis Cina (PKC).
Baca Juga:
Soroti Kendala Langkah PSI ke Senayan, Pengamat: Minim Figur Kunci
"Mike
Pompeo itu mantan Direktur CIA. AS mempunyai kepentingan agar Indonesia
tidak terkena pengaruh Cina," papar Anto.
Anto
mengatakan, AS melihat HRS mempunyai pengaruh besar untuk menggelorakan anti-Cina
di Indonesia.
"Ketika
ada kesamaan politik, AS dan HRS bisa berkolaborasi, sama-sama anti-PKC.
Itu hal biasa dalam politik. PKC dijadikan musuh bersama," jelas Anto.