WahanaNews.co | Mantan Asisten Operasi (Asops) Panglima TNI, Mayor Jenderal (Purn) Supiadin Aries Saputra, membeberkan tantangan upaya menumpas gerakan teroris Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.
Salah satunya karena mereka menggunakan taktik perang gerilya.
Baca Juga:
Kapuspen TNI Bantah Perwiranya Jadi Beking Tersangka Perundungan Anak SMA di Surabaya
"Kenapa mereka sering menyerang di sekitaran Puncak Jaya, Yahukimo, dan segala macamnya? Ya itu karena di sana lahannya subur untuk mereka bertahan hidup," kata Mayjen Supiadin, dikutip dari Kanal YouTube Hersubeno Arief, Selasa (14/12/2021).
Maraknya gangguan keamanan di wilayah itu, menurut mantan Pangdam Udayana yang juga pernah bertugas di Timor Leste ini, memunculkan dugaan adanya dukungan penduduk di sekitar wilayah tersebut kepada KKB.
Dia menyebutkan, kata kunci gerilya adalah how to win the mind and the heart of the people.
Baca Juga:
Skandal Judi Online: 4.000 Prajurit TNI Kena Sanksi, Danpuspom Beri Peringatan Keras
Artinya, siapa yang menguasai hati rakyat, maka dia yang akan menguasai wilayah itu.
"Bisa jadi, Kabupaten Puncak Jaya dan sekitarnya memang jadi lahan mereka (KKB)," ungkap Supiadin.
Terkait motif dukungan itu, ada dua kemungkinan yang terjadi.
Pertama, karena masyarakat diberi propaganda menyesatkan.
Kedua, masyarakat terpaksa mendukung karena takut dibunuh oleh KKB.
"Apakah itu penduduk suka atau tidak suka, terpaksa atau tidak, faktanya pasti mendukung mereka," ujar Supiadin.
Ditambahkannya, pengalaman dirinya semasa ditugaskan di Timor Timur dan Aceh, kelompok semacam itu akan ke luar dari wilayahnya ketika terancam saja.
Namun, itu hanya sebentar untuk bersembunyi, setelahnya ketika merasa aman mereka akan balik lagi.
"Karena sebenarnya mereka terikat oleh habitat yang ada di sana," ucapnya.
Mantan anggota DPR RI ini mengatakan, jika ada anggota KKB sampai berani ke luar terlalu jauh dari habitat mereka, bisa dipastikan tidak akan merasa nyaman.
Mereka juga bakal ketahuan serta akhirnya tertangkap.
"Sekarang tinggal bagaimana aparat keamanan melakukan operasi di situ tadi, karena mereka tidak akan pernah lari jauh dari habitatnya. Hanya sebentar sembunyi begitu rasa aman balik lagi," pungkas Supiadin. [dhn]