WahanaNews.co | Di tengah kian
menguatnya isu reshuffle atau acak
ulang Kabinet Indonesia Maju (KIM), Presiden Joko Widodo alias Jokowi menggelar
pertemuan tertutup hingga dua kali dengan Wakil Presiden Ma"ruf Amin, pada
Senin (21/12/2020).
"Iya, tadi (Wapres) udah balik,
tapi ketemu lagi (dengan Presiden). Jadi dua kali. Mungkin tadi
enggak selesai, jadi sekarang bicara lagi," ujar Juru Bicara Wakil Presiden, Masduki Baidlowi, saat
dihubungi wartawan, Senin (21/12/2020).
Baca Juga:
Dua Pekan Menjelang Pilkada Jakarta, Pasangan Calon Berebut Dukungan Jokowi-Anies
Pertemuan internal pertama antara
Jokowi dan Ma'ruf berlangsung usai pelantikan tujuh anggota Komisi Yudisial.
Pertemuan berlangsung pada pukul 10.00 - 13.30 WIB di Istana Merdeka, Jakarta.
Selanjutnya, kata Baidlowi, pertemuan
kedua berlangsung sejak pukul 14.30 WIB.
Baca Juga:
Ribuan Warga Hadir, Saat Jokowi Blusukan di Banyumas Dampingi Luthfi
"Jam setengah 3 rapat lagi
berdua, sampai sekarang," ujar dia.
Presiden dan Wakil Presiden, kata
Baidlowi, memang rutin melakukan pertemuan internal membahas hal-hal aktual.
Terkadang Ma'ruf yang mengusulkan
pertemuan, kadang pula Jokowi yang mengundang Ma'ruf Amin.
"Hari ini Presiden yang mengundang," ujarnya.
Baidlowi mengaku tidak mengetahui
secara spesifik ihwal isu apa yang hari ini dibahas Jokowi dan Ma'ruf.
Di tengah isu reshuffle yang menguat belakangan ini, ujar dia, bisa saja hal
tersebut menjadi salah satu pembahasan.
"Ya namanya isu strategis kan macam-macam, bisa saja itu
dibahas," ujarnya, saat ditanya apakah isu kocok ulang
kabinet menjadi salah satu agenda pertemuan.
Hingga saat ini, pihak istana belum
ada yang mengonfirmasi terkait kemungkinan reshuffle
kabinet dalam waktu dekat.
Dua kursi di kabinet kosong usai
ditinggal eks Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy
Prabowo, dan eks Menteri Sosial, Juliari P Batubara, yang tersangkut kasus korupsi.
Dua posisi itu masih diisi oleh
Menteri Ad Interim.
Pengamat politik
Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin, menilai,
Jokowi sedang melihat waktu yang tepat.
"Ini terkait hitungan penanggalan
Jawa dan terkait dengan kondisi politik," ujar Ujang saat dihubungi wartawan, Jumat (18/12/2020) malam. [qnt]