WahanaNews.co | Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman membeberkan pengalamannya selama lebih dari 30 tahun di TNI AD. Dudung menyebut banyak prajurit TNI yang banyak berkoar tapi penakut saat di medan perang.
"Jadi kita enggak perlu lah ngumpat-ngumpat orang, apalagi merasa tokoh agama tapi mulutnya enggak sesuai. Biasanya yang ngancam-ngancam gitu penakut itu. Biasanya di tentara juga ada yang wah koar-koar, tapi kalau perang takut dia," kata Dudung dikutip dari Podcast Deddy Corbuzier (2/12/2021).
Baca Juga:
Persemayaman Almarhum Serka Anumerta Robertus Simbolon Dipimpin Langsung Oleh KSAD
Seperti yang diketahui, jebolan Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) 1988 ini belum genap sebulan diangkat menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad). Makanya, nama jenderal bintang empat ini hangat diperbincangkan di mana-mana.
Setelah didapuk menjadi Kasad ke-33, Dudung langsung mengunjungi sejumlah prajurit TNI Angkatan Darat yang tegah berada di medan operasi Papua dan Poso (Sulawesi Tengah).
Sebagai pimpinan tertinggi militer matra darat, Dudung ingin menyaksikan dan merasakan langsung apa yang dirasakan oleh anak buahnya. Ya, Dudung pernah terlibat dalam sejumlah pertempuran di Timor-Timur (sekarang Timor Leste) saat baru lulus dari AKABRI.
Baca Juga:
KASAD Tinjau Kesiapan Tim Petembak Lomba AARM Ke-30
Jadi, ia sangat memahami bagaimana rasanya menjadi seorang prajurit saat berada dalam prang. Hal tersebut diakui oleh Dudung saat berbincang di acara Podcast Deddy Corbuzier.
"Saya pertama lulus Letnan Dua (Letda) tahun 1988, saya tujuh tahun di Timor-Timur perang kerjanya. Perang, tembak-tembakan. Masa, tidur di sana," ucap Dudung dikutip dari Podcast Deddy Corbuzier (2/12/2021).
Pengalaman tempur yang dimiliki oleh Dudung, menjadi sesuatu yang sangat berharga. Terutama dalam hal menempa keberanian sebagai seorang pemimpin.
Oleh sebab itu, Dudung menyatakan bahwa ciri seorang pemimpin yang baik adalah berani mengambil risiko.
Pada 2020 lalu, Dudung yang masih menjabat Panglima Komando Daerah Militer Jayakarta (Pangdam Jaya) melakukan langkah berani menurunkan ratusan baliho liar milik organisasi kemasyarakatan (ormas) yang tersebar di sejumlah titik di Jakarta.
Banyak yang memujinya. Tetapi, banyak pula yang mencibirnya. Ya, tapi itu lah risiko seorang pemimpin menurut Dudung.
Mantan Panglima Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat (Pangkostrad) itu menegaskan bahwa sama sekali ia tak peduli, apalagi gentar, saat banyak pihak yang mengancamnya.
Sepanjang pengalamannya menjadi seorang prajurit yang dikerahkan dalam pertempuran, tentu Dudung bertemu dengan banyak karakter prajurit.
Salah satu yang dikatakan Dudung adalah karakter yang banyak berkoar mengancam musuh, tapi faktanya ketakutan saat berada di lingkaran perang.
"Pemimpin itu cirinya satu, berani ambil keputusan. Kalau keputusan itu benar berarti itu bagus. Kalau salah masih bagus kalau tidak sama sekali," tutur Dudung. [rin]