WahanaNews.co | Salah satu jet tempur andalan TNI AU, F-16, berhadapan langsung dengan pesawat tempur dari RAAF atau angkatan udara Australia.
Dilansir Surya Militer dari instagram @militer.udara, Kontingen TNI AU dibawah pimpinan Danwing 3 Lanud Iswahjudi, Letkol Pnb G. M. Yoga Ambara melaksanakan latihan ACT (Air Combat Training) dengan Royal Australian Air Force (RAAF) dan Republic Singapore Air Force (RSAF) di RAAF Base Tindal, NT, Australia.
Baca Juga:
Kapuspen TNI Bantah Perwiranya Jadi Beking Tersangka Perundungan Anak SMA di Surabaya
ACT menggunakan peraturan 4vX dimana empat pesawat tempur dikerahkan untuk menghadapi pesawat lawan yang jumlahnya lebih besar.
Latihan terbagi dalam dua gelombang. Gelombang pertama, empat F-16 Fighting Falcon TNI AU bersama dua EA-18 Growler RAAF berperan sebagai Tim Merah dan melawan empat pesawat F-35C dari RAAF.
Pada gelombang kedua, F-16 TNI AU berperan sebagai Tim Biru berhadapan dengan empat F-15 dan empat F-16 dari RSAF.
Baca Juga:
Skandal Judi Online: 4.000 Prajurit TNI Kena Sanksi, Danpuspom Beri Peringatan Keras
Dengan skenario latihan, para penerbang TNI AU dapat mengasah kemampuan bertempur secara Offensive Counter Air (OCA) dan Defensive Counter Air (DCA).
Sebelumnya, Jet tempur F-16 TNI AU dikirim untuk mengikuti latihan bersama "Pitch Black 22", di RAAF Base Tindal, NT, Australia.
Puluhan personel yang terdiri dari Kolat, penerbang, dan _ground crew_ telah berangkat dari Lanud Iswahjudi Magetan menuju Darwin, dengan rute Iwj - Eli - Darwin, pada Kamis malam (18/8/2022).
Pesawat F-16 telah diberangkatkan dari Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi, Magetan, sedangkan pesawat F-16 BM Falcon Star eMLU dari Skadron udara 3 telah take off lebih dahulu.
Para penerbang terdiri dari gabungan penerbang Skadron Udara 3 dan Skadron Udara 16.
"Pitch Black 22", merupakan latihan perang udara dua tahunan yang diselenggarakan oleh Angkatan Udara Australia (RAAF), di RAAF Base Tindal, NT, Australia.
Latihan diikuti oleh Angkatan Udara 13 negara, dan akan berlangsung dari 20 Agustus hingga 8 September 2022.
Latihan ini bertujuan melatih kemampuan tempur para penerbang, dalam melaksanakan Offensive Counter Air (OCA) dan Defensive Counter Air (DCA).
Ke-13 negara peserta yaitu Australia, Amerika Serikat, Indonesia, Jepang, Singapura, India, Korea Selatan, Prancis, New Celedonia, Inggris, Jerman, New Zealand dan Kanada.
Kehebatan jet tempur F-16 TNI AU memang sudah tak diragukan lagi.
Dilansir Surya Militer dari Wikipedia, F-16 Fighting Falcon adalah jet tempur multi-peran supersonik yang dikembangkan oleh perusahaan General Dynamics (lalu kemudian di akuisisi oleh Lockheed Martin), untuk Angkatan Udara Amerika Serikat.
Pesawat ini awalnya dirancang sebagai pesawat tempur superioritas udara namun akhirnya berevolusi menjadi pesawat tempur multi-peran yang sangat populer.
Kemampuan F-16 untuk bisa dipakai untuk segala macam misi inilah yang membuatnya sangat sukses di pasar ekspor, dan dipakai oleh 24 negara selain Amerika Serikat.
Pesawat ini sangat populer di mata international dan telah digunakan oleh 25 angkatan udara di seluruh Dunia.
F-16 merupakan proyek pesawat tempur blok Barat yang paling besar dan signifikan, dengan jumlah sekitar 4000 unit F-16 sudah diproduksi sejak tahun 1976.
Pesawat ini sudah tidak diproduksi untuk Angkatan Udara Amerika Serikat, tetapi masih diproduksi untuk ekspor.
Pada tahun 1993 General Dynamics menjual bisnis pembuatan pesawat ini kepada Lockheed Corporation, yang selanjutnya menjadi bagian dari Lockheed Martin setelah melakukan merger dengan Martin Marietta pada tahun 1995.
F-16 sendiri dikenal memiliki kemampuan tempur di udara yang sangat baik, dengan inovasi seperti tutup kokpit tanpa bingkai yang memperjelas penglihatan, gagang pengendali samping untuk memudahkan kontrol pada kecepatan tinggi, dan kursi kokpit yang dirancang untuk mengurangi efek g-force pada pilot.
Pesawat ini juga merupakan pesawat tempur pertama yang dibuat untuk menahan daya belokan pada percepatan 9g.
F-16 mempunyai senapan M61 Vulcan pada bagian dalam badan pesawat serta 11 lokasi pylon untuk mnggotong senjata dan peralatan misi lainya.
Nama resmi dari F-16 sendiri ialah"Fighting Falcon", tetapi "Viper" lebih umum digunakan oleh kru darat dan pilot-pilot pesawat tersebut, karena kemiripan bentuknya dengan ular Viperidae dan Starfighter Colonial Viper dari acara TV Battlestar Galactica
F-16 kini aktif pada Angkatan Udara Amerika Serikat, Komando Cadangan Angkatan Udara, serta unit Garda Nasional Udara.
Pesawat ini juga digunakan oleh angkatan udara di 25 Negara lainya.
Sampai dengan tahun 2015, pesawat ini merupakan pesawat bersayap kaku dengan jumlah terbanyak yang dipakai oleh kecabangan militer di dunia.
Ciri-ciri umum
Kru: 1
Panjang: 49 ft 5 in
Rentang sayap: 32 ft 8 in
Tinggi: 16 ft
Luas sayap: 300 ft⊃2;
Airfoil: NACA 64A204 root and tip
Berat kosong: 18,900 lb
Berat isi: 26,500 lb
Berat maksimum saat lepas landas: 42,300 lb
Mesin: 1 × F110-GE-100 afterburning turbofan
Kinerja
Laju maksimum: At sea level: Mach 1.2 (915 mph, 1,470 km/h), At altitude: Mach 2+ (1,500 mph, 2,410 km/h) clean configuration
Radius tempur: 340 mi (295 nmi, 550 km) on a hi-lo-hi mission with four 1,000 lb (450 kg) bombs
Jangkauan feri: 2,280 NM (2,620 mi, 4,220 km) with drop tanks
Langit-langit batas: 50,000+ ft
Laju tanjak: 50,000 ft/min
Beban sayap: 88.3 lb/ft⊃2;
Dorongan/berat: 1.095
Persenjataan
Senjata api: 1× 20 mm (0.787 in) M61 Vulcan 6-barreled gatling cannon, 511 rounds
Hardpoints: 2× wing-tip Air-to-air missile launch rails, 6× under-wing & 3× under-fuselage pylon stations holding up to 17,000 lb (7,700 kg) of payload
Roket:
4× LAU-61/LAU-68 rocket pods (each with 19× /7× Hydra 70 mm rockets, respectively) or
4× LAU-5003 rocket pods (each with 19× CRV7 70 mm rockets) or
4× LAU-10 rocket pods (each with 4× Zuni 127 mm rockets). [qnt]