WAHANANEWS.CO, Gorontalo - Karier politik Wahyudin Moridu mendadak guncang setelah sebuah video kontroversial yang menampilkan dirinya viral di media sosial dan langsung memicu kemarahan publik.
Sabtu (10/9/2025) -- Perjalanan politik Wahyudin sejatinya berliku sejak awal karena pada Pemilu Legislatif (Pileg) 2024 ia maju melalui PDI Perjuangan di Dapil VI (Kabupaten Boalemo dan Kabupaten Pohuwato) dengan perolehan 5.417 suara, menempatkannya di posisi ketiga di bawah La Ode Haimudin (8.082 suara) dan Dedi Hamzah (13.552 suara, petahana).
Baca Juga:
Ucapan Anggota DPRD Gorontalo Soal Rampok Uang Negara dan Selingkuhan Bikin Heboh Publik
Dengan hanya 11 kursi tersedia di Dapil VI dan jatah dua kursi untuk PDI Perjuangan, peluang Wahyudin saat itu tertutup rapat.
Namun, gugatan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ke Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai dugaan pelanggaran keterwakilan perempuan 30 persen dalam Daftar Calon Tetap (DCT) membuka jalan baru.
MK kemudian memutuskan untuk menggelar Pemungutan Suara Ulang (PSU) dan hasilnya menjadi titik balik bagi Wahyudin.
Baca Juga:
Netizen Geram, Kepala Sekolah Prabumulih yang Dicopot Akhirnya Dibatalkan
Dalam PSU, ia berhasil meraup 5.654 suara dan menyalip Dedi Hamzah yang suaranya merosot menjadi 4.952 sehingga menempatkan Wahyudin di posisi kedua setelah La Ode Haimudin.
Keberhasilan itu membuatnya lolos ke DPRD Provinsi Gorontalo periode 2025–2031 sekaligus mencatatkan diri sebagai anggota legislatif termuda, apalagi ia merupakan putra dari mantan Bupati Boalemo, Darwis Moridu.
Namun kariernya hanya bertahan setahun setelah video pendek yang memperlihatkan dirinya mengucapkan pernyataan kontroversial saat diduga melakukan perjalanan dinas beredar luas.