WahanaNews.co, Jakarta - Polda Jawa Tengah angkat suara terkait pengakuan FK Undip dan RSUP dr Kariadi terkait adanya aksi perundungan di Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) anestesi.
"Statement pihak Undip dan RS Kariadi menjadi petunjuk bagi penyidik dan mempermudah proses penyelidikan," ujar Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Artanto kepada wartawan, Minggu (15/9) melansir CNN Indonesia.
Baca Juga:
Sahroni Desak Polisi Usut Temuan PPATK Dugaan Aktivitas Keuangan Ilegal Ivan Sugianto
Artanto mengatakan saat ini penyidik juga turut mendalami aliran dana transaksi dari rekening milik dokter Aulia Risma Lestari yang tewas diduga akibat perundungan. Hal itu dilakukan penyidik untuk mendalami dugaan pemerasan yang dilaporkan oleh pihak keluarga.
"Semua informasi yang diterima oleh penyidik dari pelapor akan dilakukan penyelidikannya," jelasnya.
Kendati demikian, ia enggan membeberkan lebih lanjut ihwal ada tidaknya transaksi mencurigakan yang ditemui penyidik dari rekening korban tersebut.
Baca Juga:
Politikus Partai Nasdem Temui Ivan Sugianto Pelaku Pengintimidasi Anak Sekolah
"Semuanya masih dalam proses penyelidikan oleh penyidik," tuturnya.
Sebelumnya Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (FK Undip) dan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Kariadi meminta maaf terkait kasus dugaan perundungan di Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) anestesi.
"Saya sampaikan hari ini, kami menyadari sepenuhnya menyampaikan dan mengakui bahwa di dalam sistem pendidikan Dokter Spesialis di internal kami terjadi praktek atau kasus perundungan dalam berbagai bentuk dan derajat dan hal," kata Dekan FK Undip Yan Wisnu Prajoko saat konferensi pers di kampus FK Undip Tembalang Semarang, Jumat (13/9).