WahanaNews.co | Pemberian sejumlah uang mewarnai kasus asusila petugas Rutan KPK berinisial M dengan seorang istri tahanan. Hal itu terungkap dalam fakta persidangan kasus dugaan asusila yang digelar Dewan Pengawas (Dewas) KPK.
Laporan kasus asusila tersebut disampaikan keluarga dekat tahanan KPK. Pelapor mengungkapkan terjadinya tindakan asusila oleh M kepada istri tahanan tersebut.
Baca Juga:
Soal OTT Capim KPK Johanis Tanak dan Benny Mamoto Beda Pandangan
Dalam persidangan, kemudian terungkap fakta, selain dugaan asusila, pelapor juga ternyata mengaku sempat dimintai uang oleh pihak Rutan KPK. Nilainya hingga puluhan juta rupiah.
"Saksi membenarkan bahwa ia pernah dimintai uang oleh pihak Rutan KPK alasannya untuk kelancaran tahanan di rutan," demikian keterangan pelapor dalam salinan fakta persidangan di Dewan Pengawas (Dewas) KPK terkait kasus asusila, dikutip Minggu (25/6).
Pelapor mengakui bahwa uang itu ditransfer sebanyak 5 kali, dengan total nominal Rp 72,5 juta. Berikut rinciannya:
Baca Juga:
Korupsi APD Kemenkes, KPK Ungkap Satu Tersangka Beli Pabrik Air Minum Kemasan Rp60 Miliar
Agustus Rp 22,5 juta
September Rp 15 juta
Oktober Rp 15 juta
November Rp 10 juta
Desember Rp 10 juta
Mengutip Kumparan, semua transfer tersebut melalui rekening BCA. Namun keterangan soal transfer uang ini tidak digali lebih lanjut di persidangan, sebab laporan pokok ke Dewas KPK adalah terkait dugaan asusila.
Dalam persidangan, turut ditanyakan soal transfer uang itu kepada M. Namun M menyatakan tidak mengetahui hal tersebut.
"Untuk keterangan terkait permintaan uang dari Rutan, yang Terperiksa tidak mengetahui hal itu," demikian dalam salinan dokumen kasus asusila tersebut.
Dalam laporan juga, pelapor tak menyebutkan kepada siapa uang itu diberikan. Hanya disebutkan bahwa uang itu diminta oleh pihak Rutan KPK saja.
Adapun terkait laporan asusila, M disanksi melanggar kode etik yang diatur dalam Pasal 4 ayat (1) huruf n Peraturan Dewas KPK Nomor 3 tahun 2021. Dia disanksi sedang berupa sanksi permintaan maaf secara terbuka dan tidak langsung dalam persidangan yang dibacakan 12 April 2023.
Belakangan, Dewas mengungkapkan adanya dugaan pungli di Rutan KPK. Nilainya Rp 4 miliar, diduga hanya diraup dalam kurun 3 bulan saja, yakni Desember 2021 hingga Maret 2022. Belum diketahui apakah praktik serupa terjadi pada kurun waktu lainnya.
Pungli diduga dilakukan di Rutan Merah Putih KPK. Kini penyelidikan sedang dilakukan guna mengusut dugaan itu, baik dengan penyelidikan maupun secara etik oleh Dewas KPK.
Di sisi lain, KPK juga sudah membentuk tim khusus dalam rangka pemeriksaan atas dugaan pelanggaran disiplin. Dugaan praktik pungli itu diduga melibatkan puluhan pegawai KPK.
Dugaan pungli tersebut diklaim merupakan temuan murni Dewas KPK. Namun, eks penyidik KPK Novel Baswedan meragukannya. Dia mengatakan, kasus asusila M yang menjadi awal terungkapnya kasus pungli di Rutan KPK.
"Saya tidak percaya bahwa kasus Rutan dibongkar Dewas KPK. Awal mula kasus Rutan KPK karena ada laporan dari istri tahanan KPK yang mendapat perlakuan asusila oleh petugas KPK," kata Novel Baswedan di Twitter pribadinya Jumat (23/6). [eta]