WahanaNews.co | Widarmawati Gulo, 21, Mahasiswi asal Desa Hayo Mandrehe, Nias Barat diketahui meninggal dunia di Rumah Sakit Cipondoh Kota Tangerang pada hari Minggu (7/8) lalu, sekira pukul 19.00 Wib.
Namun, menurut abang kandung korban, Elinus Gulo, ada kejanggalan atas kematian saudaranya tersebut. Ia menduga saudaranya korban pembunuhan atau penganiayaan yang mengakibatkan kematian.
Baca Juga:
Soal Denda Rp48 Miliar, Kuasa Hukum Sebut Kades Kohod Tak Tahu
Sehingga, pada hari Rabu (10/8) secara resmi ia melaporkan peristiwa kematian adiknya Widarmawati Gulo ke Polres Metro Tanggerang Kota.
Diungkapkan Elinus Gulo, awal mula pihak keluarganya mengetahui adiknya telah meninggal pada saat Alias Ama Ica dan istrinya mendatangi rumah orang tuanya di Kampung, Minggu (7/8)
"Saat itu, Ama Ica dan istrinya memberitahukan kepada keluarganya bahwa atas nama Widarmawati Gulo sakit parah dan telah di bawa ke rumah sakit," kata Elinus Gulo kepada WahanaNews.co, Minggu (9/10) malam.
Baca Juga:
Marak Kecurangan SPBU, Pemkot Tangerang Gelar Tera Terpadu
"Itu sekitar pukul 19:00 Wib saya di telpon orang tuaku, katanya Ama Ica mau ngomong," bebernya.
Ketika itu, Ama Ica menyuruhnya untuk datang ke Rumah Sakit Sari Asih di Cipondoh karena widarmawati Gulo telah dirawat dan sakit parah.
Sekira pukul 21:00 Wib, Elinus Gulotiba di Rs. Sari Asih di Cipondoh. Ia pun merasa sangat kaget dan sedih melihat adiknya telah berbaring dalam keadaan sudah tidak bernyawa.
Di situ, kemudian dia langsung menemui dokter yang menangani adiknya untuk mempertanyakan penyakit apa yang diderita oleh adik hingga meninggal dunia.
"Pada waktu itu dokter tidak bisa memberi tahu dianogsanya, karena sebelum sampai di Rumah Sakit sudah meninggal, diperkirakan sekitar kurang lebih 2 jam udah meninggal," katanya.
Lalu, kata Elinus Gulo, adiknya pun dipindahkan dari ruang IGD ke ruang Jenazah. Setelah dipindahkan ia mengecek kondisi adiknya mulai dari baju dan celana.
"Pakaian itu bukan milik korban, BH dan celana dalam tidak ada, berak di celana, dagunya terikat sampai di kepala, terdapat lebam di leher, punggung lebam, dan kaki bagian belakang lebam," sebutnya.
Setelah selesai diperiksanya, ia pun langsung menanyakan kepada orang yang mengantar adiknya ke rumah sakit.
"Itu yang ngantar korban atas nama Carles Kristian gulo, dia mengaku bahwa pakaian korban punya dia," katanya.
Dikatakannya, malam itu sempat datang petugas dari kepolisian untuk melihat kondisi adiknya di Rumah Sakit.
"Setelah itu polisi ke TKP di kos si Carles, di situ mereka temukan BH dan celana dalam korban," katanya.
Karena melihat kondisi korban, Elinus Gulo merasa ada yang janggal dari kematian adiknya, sehingga akhirnya pada hari Rabu (10/8), secara resmi dilaporkan nya ke Polres Metro Tanggerang Kota.
"Namun hingga saat ini belum ada kepastian dari laporan saya itu, seperti apa perkembangannya saya juga tidak tahu," ujarnya dengan nada kecewa.
Elinus Gulo memberitahukan terkait laporannya tersebut pihak Polres Metro Tanggerang Kota sebelumnya sudah memberikan kepadanya Surat Pemberitahuan Hasil Perkembangan Penyelidikan (SP2HP).
"SP2HP-nya diberikan ke saya pada tanggal 6 September kemarin, tapi hingga saat ini saya tidak tahu kejelasannya," ujarnya.
Ia tidak memungkiri merasa sangat kecewa atas lambannya penanganan kasus tersebut. Elinus Gulo berharap kepada Kapolres Metro Tanggerang Kota, Kombes Zain Dwi Nugroho, agar kiranya memberikan kepastian hukum kepada mereka atas laporan tersebut.
"Saya berharap agar Pak Kapolres menuntaskan masalah ini dengan secepatnya," katanya.
Sambung dia menuturkan, adiknya Darmawati Gulo selama ini kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sint Carolus, Salemba Jakarta dan sudah semester V (lima).
Hingga berita ini diturunkan, telah dilakukan konfirmasi kepada Kapolres Metro Tanggerang Kota, Kombes Zain Dwi Nugroho, melalui WhatsAppnya namun belum memberikan tanggapan. [rin]