WahanaNews.co, Jakarta - Keluarga dari almarhum Imam Masykur, seorang pemuda asal Bireuen, Aceh, yang tewas akibat dianiaya oleh sejumlah oknum TNI di Jakarta, mengatakan bahwa video penyiksaan yang viral serupa dengan yang sebelumnya diterima oleh adik korban dari para pelaku.
Keluarga tersebut menyebutkan bahwa potongan video penyiksaan yang tersebar di media sosial adalah hasil pengiriman dari ponsel korban kepada adiknya setelah dia mengalami penyiksaan.
Baca Juga:
Curah Hujan Tinggi, 3 Desa di Subulussalam Aceh Terendam Banjir Hingga 1,5 Meter
Sayed Sulaiman, sepupu dari Imam Masykur, menyebutkan bahwa video tersebut dikirim kepada adik korban dengan tujuan agar pihak keluarga bersedia membayar uang sebesar Rp50 juta yang diminta oleh para pelaku.
Terdapat dua video yang beredar luas mengenai penyiksaan tersebut. Video pertama menunjukkan Imam Masykur dipukuli dengan benda sambil berjongkok dan baju merahnya terangkat ke leher.
Selanjutnya, video lainnya menunjukkan luka-luka di bagian belakang Imam Masykur sambil memohon bantuan untuk mendapatkan uang sebesar Rp50 juta dari keluarganya.
Baca Juga:
Peredaran Ganja Asal Aceh Tujuan Sumbar 624 Kg Diungkap BNN
Sayed menjelaskan, "Mereka menghubungi saya, orang tua, dan adik. Siapa pun yang bisa dihubungi oleh para pelaku. Mereka meminta tebusan sebesar Rp50 juta. Saya juga dihubungi. Dan terakhir, video penyiksaan itu dikirim kepada adiknya," demikian kata Sayed kepada wartawan pada Selasa (29/8/2023).
Diketahui bahwa salah satu dari video penyiksaan yang viral tersebut diunggah kembali oleh anggota Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni, di akun media sosialnya.
Merespons rekaman video yang viral--termasuk diunggah Sahroni-- Komandan Pomdam Jaya Kolonel Cpm Irsyad Hamdie Bey Anwar mengatakan itu adalah hoaks.
"(Video) yang di dalam mobil itu hoaks," kata Irsyad di Pomdam Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (29/8).
Wartawan menunjukkan satu video seseorang yang diduga dianiaya di dalam mobil. Video itu diunggah oleh Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni melalui akun instagram. Irsyad membenarkan video itu yang disebut hoaks.
"Ini yang hoaks," tegasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni merespons usai unggahannya di Instagram disebut hoaks oleh Kodam Jaya.
"Siap Pak. Maaf nih Pak, dalam postingan saya tidak menyebutkan pada hal orang lho, Pak," ujar Sahroni dalam Instagram pribadinya, Selasa (29/8).
Sahroni menjelaskan bahwa dirinya tidak menyebutkan pelaku. Justru netizen yang mengungkap terduga pelaku berasal dari kalangan anggota TNI.
"Para netizen yang ramai bicarakan tentang orang-orang yang dianggap adalah pelakunya," kata dia.
Sahroni lalu mengucapkan terima kasih atas penjelasan pihak TNI mengenai unggahannya di Instagram.
"Alhamduillah kalau memang Benar tidak ada penyiksaan, saya sebagai Anggota DPR mengucapkan banyak terima kasih atas penjelasannya," kata Sahroni.
Sebelumnya Sahroni mengunggah video seorang pria sedang dipukuli di dalam mobil pada Minggu, (27/8).
Dalam unggahan itu, Sahroni turut menyertakan gambar surat berita acara penerimaan mayat korban penganiayaan paspampres, Imam Masykur dan laporan polisi.
Mengutip CNN Indonesia, wartawan lantas menunjukkan satu video seseorang yang diduga dianiaya di dalam mobil. Video itu diunggah oleh Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni melalui akun Instagram. Irsyad membenarkan video itu yang disebut hoaks.
"Ini yang hoaks," katanya.
Akhirnya, Imam Masykur telah meninggalkan dunia setelah diculik dan disiksa oleh beberapa anggota TNI. Para pelaku melibatkan anggota Paspampres, yaitu Praka RM, serta anggota Direktorat Topografi TNI AD, Praka HS, dan personel Kodam Iskandar Muda, Praka J.
Selain itu, ada tiga warga sipil yang berhasil diamankan dan dinyatakan sebagai tersangka dalam kasus ini. Proses hukum mereka ditangani oleh Polda Metro Jaya.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]