WAHANANEWS.CO, Yahukimo - Situasi di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, kembali memanas setelah aksi kekerasan brutal yang menargetkan para pendulang emas.
Insiden tragis ini tidak hanya menewaskan belasan orang, tetapi juga berujung pada penyanderaan seorang kepala dusun beserta istrinya oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB).
Baca Juga:
Jumlah Korban Bertambah, Kelompok Separatis Papua Klaim Bunuh 17 Pendulang Emas
Aparat keamanan kini tengah berupaya melakukan evakuasi dan pembebasan sandera di tengah kondisi medan yang sulit serta ancaman kelompok bersenjata yang masih menguasai wilayah tersebut.
Polisi mengungkap bahwa Kepala Dusun bernama Dani dan istrinya, Gebi, menjadi korban penyanderaan oleh KKB setelah insiden pembantaian terhadap 11 pendulang emas pada 6-7 April 2025.
"Diduga ada dua orang yang masih disandera oleh kelompok kriminal bersenjata, yakni Kepala Kampung atau Kepala Dusun," ujar Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz, Kombes Yusuf Sutejo, dalam keterangannya pada Kamis (10/4/2025).
Baca Juga:
Pendulang Emas Diduga Dibunuh KKB di Yahukimo, Korban Tewas Capai 11 Orang
Meski demikian, Yusuf belum bisa memastikan apakah Dani dan Gebi turut mendulang emas atau hanya menjadi korban situasi.
Informasi lebih lanjut baru akan diketahui setelah keduanya berhasil dibebaskan dan dimintai keterangan.
"Saya akan memberikan update jika ada perkembangan terbaru. Saat ini, kendala utama adalah medan yang berat serta ketidakpastian apakah lokasi penyanderaan masih sepenuhnya dikuasai KKB," jelasnya.
Tim Satgas Operasi Damai Cartenz, yang terdiri dari personel gabungan TNI-Polri, kini tengah mengupayakan pembebasan para sandera dengan pendekatan khusus.
"Pendekatan khusus tentu dilakukan, namun kami harus sangat berhati-hati karena wilayah tersebut masih berada dalam kontrol KKB dan kondisi medan yang ekstrem," lanjutnya.
Selain berfokus pada pembebasan sandera, aparat keamanan juga berupaya mengevakuasi korban yang masih tertahan di area pendulangan emas.
Berdasarkan informasi yang diterima, delapan orang masih belum diketahui keberadaannya setelah terpisah dari rombongan pengungsi.
Sementara itu, sebanyak 35 orang pengungsi telah diamankan di Kampung Mabul, Distrik Koroway, Kabupaten Asmat.
Pada Rabu (9/4/2025), 12 pendulang emas berhasil menyelamatkan diri dengan menggunakan speedboat setelah menempuh perjalanan lima jam menuju Pelabuhan Logpon, Distrik Dekai.
Selain itu, dua pendulang emas lainnya berhasil melarikan diri dengan menggunakan helikopter dan saat ini telah berada di Yahukimo.
"Berdasarkan keterangan dari kedua saksi yang berhasil dievakuasi, kami kini dapat menyusun rencana lanjutan untuk melakukan evakuasi lebih lanjut bersama aparat TNI dan Polri," kata Yusuf, yang juga mantan Kabid Humas Polda Kalimantan Timur.
Peristiwa tragis ini terjadi di area pendulangan Lokasi 22 dan Muara Kum, Kabupaten Yahukimo. Para korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan, dengan luka bacok, tembakan, serta luka akibat panah.
Dari 11 korban tewas, enam di antaranya telah berhasil diidentifikasi. Mereka adalah Aidil, Sahruddin, Ipar Stenli, Wawan, Feri, dan Bungsu. Sementara itu, lima korban lainnya masih dalam proses identifikasi.
Untuk memburu para pelaku, tim gabungan yang terdiri dari 15 personel Polres Asmat serta 11 personel dari Satgas Tindak dan Satgas Gakkum Ops Damai Cartenz telah dikerahkan.
Polisi menegaskan bahwa penegakan hukum terhadap kelompok kriminal ini akan dilakukan secara terukur dan profesional guna memastikan keamanan masyarakat serta stabilitas di wilayah tersebut.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]