WahanaNews.co | Kombes Pol (Purn) DR. Maruli Siahaan Bacaleg Pemenangan Pemilu Wilayah Sumatera I Provinsi Sumatera Utara DPD Golkar Sumatera Utara menerima KTA Partai Golkar pada acara silaturahmi dan pengarahan Ketua Umum DPP Parai Golkar di Ballroom Lt. 2 Graha Golkar Kantor DPP Partai Golkar Jl. Anggrek Neli Murni 11 A, Kemanggisan, Minggu (19/3).
Pada acara silaturahmi tersebut, Maruli Siahaan hadir bersama Ketua DPD Partai Golkar Sumut, H. Musa Rajeckshah S.Sos M.Hum, Sekretaris DPD Partai Golkar Sumut, Datok Ilhamsyah, serta para fungsionaris DPD Partai Golkar & Bacaleg Pemenangan Pemilu dari Kabupaten/Kota se Indonesia.
Baca Juga:
Survei Indikator Ungkap 85,3 Persen Warga Yakin Presiden Prabowo Pimpin RI Lebih Baik
Pada acara silaturahmi ini, Maruli Siahaan menerima KTA dan Jaket Partai Golkar dari Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto.
Turut hadir, Ketua MPR, Dr. H. Bambang Soesatyo, Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia Tandjung, Sekretaris Jenderal Partai Golkar Letjen TNI (Purn.) Lodewijk Freidrich Paulus serta para senior Partai Golkar lainnya.
Dalam sambutannya, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar, Airlangga Hartarto mengajak agar seluruh komponen bangsa untuk menjaga kesejukan menjelang Pemilu 2024 dan menginstruksikan seluruh kadernya untuk melakukan safari ramadan menghadapi Pemilu 2024.
Baca Juga:
Anggota DPD RI Komeng, Sebut Prabowo Betul-betul Ingin Menyatukan Semua Pihak
“Jangan sampai tenggelam dalam hiruk pikuk pemilu sehingga melupakan nilai toleransi dan kedamaian, tidak boleh lagi ada politik identitas yang membuat polarisasi ditengah-tengah masyarakat, partai politik boleh saling bersaing untuk memperoleh dukungan dari masyarakat, tetapi tidak dengan membawa isu agama, suku, ras yang akan mencederai demokrasi Indonesia”, ujarnya.
Ia menambahkan, politik identitas dinilai kerap membuat tokoh agama dihujat karena berbeda haluan politik. Presiden, petinggi Parpol, hingga lembaga negara juga dilecehkan karena politik identitas.
Selain itu, politik identitas juga membuat sebagian pihak tidak menganggap adanya program pemerintah. Bahkan yang tumbuh adalah pembunuhan krakter, politisasi agama hingga isu SARA.
Diakhir sambutannya, Airlangga mengajak “Mari kita perkuat kembali sendi-sendi politik kebangsaan yang memberi ruang dan penghormatan terhadap kebhinekaan”, pungkasnya. [jp/jup]