WahanaNews.co | serangan mendadak dari pesawat tak dikenal mengusik Konvoi kapal perang militer Tentara Nasional Indonesia (TNI) di perairan Laut Jawa.
Berdasarkan siaran resmi Dinas Penerangan Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Kamis 8 September 2022 saat konvoi melintas di Laut Jawa, tiba-tiba prajurit pengawas anjungan melaporkan kemunculan pesawat tidak dikenal.
Baca Juga:
Remaja Main Petasan Pemicu Mobil Terbakar di Kembangan Diburu Polisi
Melihat adanya pesawat tempur tak dikenal melintas, alarm tanda bahaya diikuti instruksi isyarat “peran tempur” memenuhi ruangan-ruangan masing-masing KRI. Di anjungan komunikasi radio saling bersahutan.
KRI Banda Aceh-953 langsung mengambil alih komando, lalu memerintahkan semua unsur KRI Komando Tugas Gabungan Pendaratan Administrasi (Kogasgabratmin) untuk membentuk formasi anti serangan udara. Kemudian, meningkatkan derajat kesiagaan dan mengaktifkan sensor anti serangan udara.
Semua personel menempati pos tempur di kapal sesuai buku induk tempurnya.
Baca Juga:
Perayaan Malam Tahun Baru di Jakarta & Sekitar Polisi Larang Warga Konvoi
Senjata anti serangan udara diawaki. Personel pengawak senjata langsung mengarahkan laras senjata ke sumber datangnya pesawat tempur tidak dikenal.
Mereka menunggu perintah untuk buka kunci dan laksanakan penembakan. Senjata siap ditembakkan untuk melakukan serangan balasan ataupun untuk pertahanan.
Hal tersebut merupakan simulasi dari kegiatan Air Defence Exercise (ADEX) yang digelar dalam rangkaian Latihan Operasi Pendaratan Administrasi (Latopsratmin) tahun 2022 yang diikuti oleh beberapa unsur KRI yaitu KRI Teluk Bintuni-520, KRI Teluk Palu-523, KRI Banda Aceh-593, KRI Golok-688 dan KRI Kurau-856 saat lintas laut menuju daerah latihan di Lampung.
Asisten Operasi Pangkolinlamil Kolonel Laut (P) Nanan Isnandar menuturkan, latihan menghadapi serangan udara tersebut merupakan Serial Drill ADEX (Air Defence Exercise) yang mensimulasikan adanya pesawat udara musuh yang mengancam konvoi lima KRI sehingga seluruh unsur melakukan peran tempur bahaya udara.
Bertindak sebagai AAWC (Anti Air Warfare Coordinator) adalah KRI Banda Aceh-593 yang bertugas mengatur laporan sergapan udara, formasi dan pengarahan senjata pertahanan udara.
Dalam latihan ini memfokuskan pada materi prosedur komunikasi taktis dalam simulasi peran pertahanan udara dan menguji kecepatan prajurit TNI untuk menempati pos tempurnya dalam menghadapi peran pertahanan udara. [qnt]