WAHANANEWS.CO, Jakarta - Dinamika internal partai politik kembali menjadi sorotan publik setelah PDI Perjuangan mengambil langkah mengejutkan terhadap salah satu kader seniornya di Surabaya.
Kebijakan organisasi ini memunculkan spekulasi baru tentang arah konsolidasi kekuatan politik di Jawa Timur, terutama menjelang tahapan penting pemilihan kepala daerah yang akan datang.
Baca Juga:
Kesbangpol Mukomuko Perjuangkan Dana Bantuan 10 Parpol Agar Tidak Dipotong
Adi Sutarwijono, sosok yang telah lama dikenal sebagai Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya, mendadak diberhentikan dari jabatannya mulai awal Mei 2025.
Keputusan ini didasarkan pada Surat Keputusan DPP PDI Perjuangan Nomor 1742/KPTS/DPP/IV/2025 yang ditandatangani pada tanggal 30 April 2025.
Adi diketahui telah memimpin DPC PDI-P Surabaya sejak tahun 2019. Di saat yang sama, pria kelahiran Blitar pada 4 Agustus 1968 itu juga mendapat mandat partai untuk menjabat sebagai Ketua DPRD Kota Surabaya, sebuah posisi strategis yang masih diembannya hingga kini dalam periode 2024–2029.
Baca Juga:
Pemerintah Ponorogo Salurkan Dana Banpol Rp1,7 Miliar untuk Parpol DPRD
Sebelum terjun ke politik, Adi memiliki latar belakang sebagai jurnalis dan merupakan lulusan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga, Surabaya.
Ia resmi bergabung dengan PDI Perjuangan pada tahun 2003. Meski sempat mengalami dua kali kegagalan dalam kontestasi pemilihan legislatif, keberuntungannya berubah pada tahun 2012 ketika ia dilantik menjadi anggota DPRD Surabaya lewat mekanisme Pergantian Antar-Waktu (PAW).
Pada Pemilu 2014 dan 2019, Adi sukses meraih kursi legislatif dari daerah pemilihan III Surabaya.
Sebelum menjadi Ketua DPC, ia telah menduduki berbagai posisi penting dalam struktur DPC PDI-P Surabaya, termasuk sebagai Wakil Ketua yang membidangi urusan informasi, politik, dan pemilu.
Pencopotan Adi Sutarwijono bukanlah satu-satunya yang dilakukan oleh DPP PDI Perjuangan.
Dalam waktu bersamaan, Irwan Bachtiar, Ketua DPC PDI-P Kabupaten Bondowoso, juga dicopot dari jabatannya.
Keduanya tercatat sebagai Ketua DPC PDI-P di wilayah Jawa Timur yang terkena rotasi kepemimpinan berdasarkan hasil evaluasi internal partai.
Menurut Budi Sulistyono, Wakil Ketua Bidang Kehormatan Partai DPD PDI-P Jawa Timur, keputusan pemberhentian ini merupakan tindak lanjut dari evaluasi menyeluruh yang dilakukan oleh DPP.
Evaluasi tersebut, meski tidak dirinci secara spesifik, dilandasi oleh pertimbangan utama terkait dengan soliditas organisasi.
“Alasan utama hasil evaluasi adalah karena soliditas partai,” kata Budi saat diwawancarai wartawan pada Jumat (2/5/2025).
Ia menegaskan bahwa tingkat kekompakan internal partai sangat memengaruhi kinerja keseluruhan, sehingga langkah tegas pun dianggap perlu diambil untuk menjaga stabilitas dan efektivitas mesin partai.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]