WahanaNews.co | Pengasuh Pondok Pesantren Ora
Aji, Sleman, DI Yogyakarta, Gus Miftah, geram dengan pernyataan politikus Partai Demokrat yang
membandingkan pembangunan Museum SBY-Ani dengan makam Gus Dur.
Perbandingan
itu jelas tak sepadan. Gus Miftah menerangkan, perbandingan itu tak sepadan karena
beberapa alasan.
Baca Juga:
Dana Rp 9 Miliar ke Yudhoyono Foundation Ternyata dari Pemprov Jatim
Pertama,
makam Gus Dur berada satu kompleks dengan makam pendiri NU yang juga kakeknya,
Hadratussyekh Hasyim Asyari.
Artinya,
kata Gus Miftah, pemakaman tersebut sudah ada sejak lama. Perlu dicatat pula, KH
Hasyim Asyari merupakan Pahlawan Nasional.
"Kedua, dana yang dikucurkan pemerintah untuk
membangun sarana dan prasarana di sekitar makam Gus Dur. Bukan makam Gus Dur,"
kata Gus Miftah, dalam akun Instagram-nya,
dikutip Senin (22/2/2021).
Baca Juga:
Heboh Dana Rp 9 Miliar ke Yudhoyono Foundation, Ini Klarifikasi Bupati Pacitan
Pendakwah
bernama lengkap Miftah Maulana Habiburrahman ini menuturkan, bukan tanpa alasan
pemerintah membangun sarana dan prasarana di sekitar tempat tersebut.
Ini
karena antusiasme jamaah sangat besar. Ribuan orang datang berziarah ke makam
Gus Dur dan KH Hasyim Asyari setiap hari.
Ketiga,
kotak amal di makam Gus Dur setiap bulan mampu menyumbang anak yatim dan dhuafa
minimal Rp 300 juta.
Dari
jumlah tersebut, satu rupiah pun tidak diambil pengurus makam maupun Pondok
Pesantren Tebu Ireng.
Fakta
berikutnya, makam Gus Dur mampu menghidupkan ekonomi umat.
Ekonomi
bergerak mulai dari jasa bus pariwisata yang mengangkut peziarah, rumah makan
dan pedagang-pedagang di sekitar makam.
"Artinya, kalau hari ini ada orang
memperbandingkan antara pembangunan museum di Pacitan dengan kompleks makam Gus
Dur, saya pikir dia gagal paham," kata Gus Miftah.
Pernyataan
Gus Miftah itu merespons kontroversi cuitan politikus Partai Demokrat,
Rachland Nashidik.
Rachland
belum lama ini berkicau mengenai museum SBY-Ani yang dipertanyakan banyak orang
karena menerima dana hibah Rp 9 miliar dari Pemprov Jawa Timur.
"Pertama, bukan museum keluarga. Kedua,
inisiatif pendanaan datang dari Pemprov -- itu juga cuma sebagian. Terbesar
berasal dari sumbangan dan partisipasi warga. Ketiga, sebagai pembanding, Anda
tahu makam Presiden Gus Dur dibangun negara?" kata Rachland.
Cuitan
itu menuai respons keras dari putri Gus Dur, Alissa Wahid. Dalam cuitannya, Alissa
mengungkap fakta-fakta tentang makam Gus Dur.
Alissa
menegaskan, dana negara bukan untuk makam Gus Dur, melainkan untuk sarana
di sekitarnya.
"Bang @RachlanNashidik, makam #GusDur sampai
saat ini dibiayai oleh keluarga Ciganjur, termasuk prasasti. PP Tebuireng pun
hormati ini. Dana Negara tidak untuk makam tetapi utk jalan raya, lahan
berjualan warga. Maklum, ada 1,5-2 juta peziarah setiap tahun. Negara urus ini,"
ujarnya, membalas.
Rachland
telah mengklarifikasi cuitannya. Dia juga meminta maaf dan menjelaskan maksud
sebenarnya dari cuitan itu. [qnt]