WahanaNews.co | Co-founder Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi menilai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) berpeluang paling besar untuk menempati posisi Panglima TNI selanjutnya, menggantikan Laksamana Yudo Margono.
Menurutnya, peluang Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali paling kecil. Hal itu mengacu pada suksesi-suksesi Panglima TNI di masa reformasi.
Baca Juga:
Kapuspen TNI Bantah Perwiranya Jadi Beking Tersangka Perundungan Anak SMA di Surabaya
“Jika mengacu pada suksesi-suksesi yang lalu di masa reformasi, kecuali Jenderal Moeldoko dan Gatot Noermantyo, belum pernah ada Panglima TNI yang digantikan dari matra yang sama. Artinya secara kelaziman, peluang KSAL Muhammad Ali akan lebih kecil,” kata Fahmi, mengutip Kompas.com, Kamis (22/6/2023).
Bahkan, meskipun masa dinas Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Fadjar Prasetyo akan tersisa beberapa bulan lagi setelah Yudo pensiun, Fahmi menduga KSAD baru nanti yang paling berpeluang.
“Saya menduga, siapa pun KSAD baru nantinya, akan punya peluang lebih besar untuk diusulkan sebagai calon Panglima TNI berikutnya. Kecuali, pejabat KSAU juga diganti lebih awal,” kata Fahmi.
Baca Juga:
Skandal Judi Online: 4.000 Prajurit TNI Kena Sanksi, Danpuspom Beri Peringatan Keras
Dengan syarat, menurut Fahmi, KSAD Jenderal Dudung Abdurachman pensiun terlebih dulu dibanding Panglima Yudo Margono.
Skema ini bisa terjadi. Pasalnya, Dudung akan memasuki usia pensiun terlebih dulu dibanding Yudo Margono.
“Jika asumsinya adalah hadirnya kesempatan yang setara bagi ketiga angkatan dan proses pergantian Panglima dilakukan menjelang akhir masa dinas Laksamana Yudo, ada kemungkinan pergantian KSAD dilakukan lebih awal, mendahului pergantian Panglima TNI,” ujar Fahmi.