WahanaNews.co | Hasil pemilihan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pada muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama diprediksi bakal menjadi penentu masa depan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin dalam mendominasi kepemimpinan di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Hal itu disampaikan oleh pakar politik, Khoirul Umam, dengan merujuk pada kontestasi dua calon kuat Ketua Umum PBNU, yaitu Said Aqil Siradj dan Yahya Cholil Staquf atau yang populer dengan nama Gus Yahya.
Baca Juga:
Bawaslu Perintahkan KPU Tetapkan 2 Kader PKB yang Dibatalkan sebagai Calon Legislatif Terpilih
“Jika dipetakan, Kiai Yahya Cholil Staquf merupakan kakak kandung Menteri Agama Gus Yaqut, yang notabene berada di gerbong tersendiri dalam dinamika internal PKB,” kata Khoirul Umam, dikutip Rabu (20/10/2021).
Khoirul yang merupakan Dosen Ilmu Politik dan International Studies Universitas Paramadina menilai, bila kursi Ketua PBNU direbut Yahya Cholil, maka ada potensi konsolidasi kekuatan politik yang menggoyang dominasi Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.
Sejauh ini, ia menilai, Cak Imin mampu bertahan sekitar 20 tahun di pucuk kepemimpinan PKB.
Baca Juga:
Cak Imin Kembali Pimpin PKB hingga 2029
Khoirul menuturkan, Gus Yahya (Yahya Cholil Staquf) mempunyai kedekatan dengan keluarga Ciganjur mengingat dia pernah bertugas sebagai juru bicara Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Khoirul menilai, jika Gus Yahya terpilih sebagai Ketua Umum PBNU, ada peluang keluarga Ciganjur kembali masuk dalam kontestasi kepemimpinan.
“Jika itu polanya, maka besar kemungkinan Cak Imin dengan sel-sel kekuatan politik PKB di daerah akan mendukung Kiai Said Aqil Siradj untuk mempertahankan kepemimpinan dan stabilitas internal PKB," ujarnya.