"Bahwa demokrasi yang disampaikan untuk menyampaikan ekspresi melalui pemasangan bendera-bendera parpol, yang oleh KPU sudah ditetapkan ... itu turun dan mencederai rasa keadilan," kata Hasto usai rapat tim pemenangan di Gedung High End, Jakarta Pusat, Rabu (1/11).
Hasto menilai insiden itu telah mencederai keadilan dan kontraproduktif dengan kunjungan Presiden ke Sumatera Barat sepekan sebelumnya.
Baca Juga:
Megawati: Masih Ada yang Ngomong di PDIP Urusan Koalisi, Out!
Kala itu, Hasto mengungkap baliho bergambar Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming justru bertebaran di sepanjang jalan bersamaan kedatangan Jokowi.
Sementara itu, Pj Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya sudah angkat suara merespons itu. Dia menjelaskan alasan pencopotan baliho capres-cawapres Ganjar-Mahfud saat kunjungan Jokowi murni tak bermuatan politis.
Ia menyebut penertiban alat sosialisasi politik, termasuk pencopotan baliho Ganjar-Mahfud, di sekitar lokasi kunjungan kerja Jokowi dimaksudkan untuk menjaga netralitas kegiatan Presiden.
Baca Juga:
Prabowo Silaturahmi Lebaran Pertama di Rumah Megawati
Mahendra mengatakan penertiban itu murni mengacu pada prosedur tetap (protap) kunjungan kenegaraan, baik itu presiden maupun wakil presiden.
"Salah satu kegiatan yang dilakukan Bapak Presiden di Gianyar adalah penyerahan bantuan paket sembako kepada masyarakat. Hal ini merupakan implementasi kebijakan pemerintah dalam pengendalian inflasi. Sehingga pembersihan alat sosialisasi politik itu penting agar acara yang dilaksanakan tak bernuansa politik," kata Mahendra dalam keterangan tertulis, Rabu (1/11).
[Redaktur: Sandy]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.