"Sudah mulai dilirik juga oleh Kementerian Pertanian, mereka sudah hadir dan berencana dijadikan pilot project untuk buat di tempat lainnya. Kita memang pemain lapangan, kami mendapat masukan PUPR, masukan dari kementerian pertanian, diharapkan jadi program yang berlanjut di banyak tempat di Indonesia Raya," ucap Maruli.
Wilayah Bali yang terkenal baik dengan pengairan subaknya ternyata masih ada beberapa yang sulit mengakses air bersih.
Baca Juga:
Panglima TNI Tegaskan Pemilihan Maruli Jadi Pangkostrad Profesional
Dengan program pompa hidran ini, Maruli yakin akan berdampak pada peningkatan hasil pertanian dan kesejahteraan warga desa.
Menurut Maruli, bicara pengairan dan program pompa hidram tidak hanya berkutat pada ketersediaan air beraih saja, namun impact nya juga berdampak pada pengentasan kemiskinan, kebersihan hingga kesehatan.
"Efeknya warga tidak usah lagi beli air bersih, airnya lebih bersih lebih bagus bagi kesehatan, karena air yang tersedia sumbernya ada yang tercemar polusi berbahaya ke stunting pada anak. Semua mempercayai bahwa air akan mempengaruhi tingkat kemiskinan efeknya, air bisa untuk beternak, bertani dan sebagainya," ujar Maruli dengan nada optimis.
Baca Juga:
Resmi Jadi Pangkostrad, ini Profil Singkat Mayjen TNI Maruli Simajuntak
Selain pompa hidram, Kodam IX/Udayana juga menggandeng masyarakat dengan menyediakan fasilitas beternak ayam.
"Dari mulai kandang, bibit ayam DOC (Day of Chicken) kita kasih lengkap selama 3 bulan, untungnya 75 persen bagi mereka, di setiap tim itu harus ada 3 orang minimal, maksimal ngurus 2000 ayam, kita tingkatkan 6000 ayam, kita runut sampai di mana permasalahannya untuk mengangkat kehidupan masyarakat," kata Maruli.
"Jadi dari pompa hidram, ayam, kebun mulai jalan, sambil berjalan juga mengkonsep misal wilayah A terkenal dengan sayur apa atau buah apa untuk pemasaran kedepan, yang penting kebutuhan warga tercukupi," jelasnya.