WahanaNews.co | Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI-P, Hasto Kristiyanto, menilai, masyarakat masih teringat akan peninggalan Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri, ketika menjabat Presiden RI Kelima.
Hal itulah yang diungkapkannya sebagai alasan mengapa nama Megawati masih masuk dalam bursa Calon Presiden (Capres) pilihan rakyat yang tercatat pada hasil survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) Maret 2022.
Baca Juga:
Jimly Ungkap Kebesaran Hati Megawati: Terima Kekalahan dan Tak Gugat ke MK
"Bu Mega masih masuk karena ada di hati rakyat. Itu artinya, seorang pemimpin akan diingat rakyat ketika dalam kepemimpinannya membuat legacy," kata Hasto, saat ditemui wartawan di Sekolah Partai Lenteng Agung, Jakarta, Minggu (10/4/2022).
Hasto kemudian menjelaskan peninggalan Megawati yang diklaim sebagai alasan rakyat tetap menginginkannya maju dalam kontestasi Pilpres 2024.
Menurutnya, saat memimpin sebagai Presiden, Megawati mampu menjalankannya meski di tengah situasi yang sulit.
Baca Juga:
Megawati Ungkap Alasan Larang Menteri-menteri PDI-P Mundur
"Bu Mega buat legacy dengan situasi tidak mudah menyelesaikan, dengan IMF dan jaga wilayah NKRI," ucapnya.
Selain itu, Megawati juga disebut mampu menjalankan pemilu yang demokratis dengan biaya Rp 3,7 triliun.
Oleh karena itu, kata Hasto, Megawati bahkan diberikan penilaian luar biasa oleh MPR.
"Dan penyelesaian masalah ekonomi, politik, sosial dalam jangka waktu, diberikan MPR capaiannya luar biasa. Itu yang buat rakyat terus ingat," klaim Hasto.
Di sisi lain, Megawati juga disebut tetap bekerja sebagai Ketum PDI-P di tengah pandemi.
Menurut Hasto, Megawati tetap menggelorakan PDI-P untuk terjun ke masyarakat guna turut membantu pemerintah mengatasi pandemi.
Sebelumnya diberitakan, nama Megawati masuk dalam bursa capres hasil survei SMRC Maret 2022.
Megawati berada di urutan keenam, di bawah Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), sebesar 3,1 persen.
"AHY 3,5 persen, lalu masih ada Ibu Megawati 3,1 persen," ucap Direktur Eksekutif SMRC, Sirojudin Abbas, dalam rilis yang disiarkan secara daring, Kamis (7/4/2022).
Setelah Megawati, ada nama politisi PDI-P sekaligus Komisaris Utama PT Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok (3 persen). [gun]