Ini adalah aliansi militer ketiga Australia, sekaligus yang pertama dalam lebih dari 70 tahun, sejak Australia menandatangani pakta ANZUS dengan Amerika Serikat dan Selandia Baru pada tahun 1951.
Dr Joseph mengatakan Indonesia, yang berbatasan langsung sepanjang 820 kilometer dengan Papua Nugini, khawatir tentang potensi implikasi dari perjanjian tersebut.
Baca Juga:
AS Edarkan Draf Pembentukan Pasukan Keamanan Gaza, Turki Tekankan Legitimasi Mandat
"Mereka telah menyampaikan beberapa kekhawatiran, terutama terkait kedaulatan mereka," ujarnya.
Dr Joseph mengatakan gagasan pertemuan pertahanan trilateral tahunan antara ketiga negara muncul ketika Papua Nugini berkonsultasi dengan Indonesia mengenai perjanjian baru tersebut.
"Itu adalah sesuatu yang kami semua anggap sebagai ide bagus karena kami adalah tetangga yang baik," ujarnya.
Baca Juga:
Eropa dan Ukraina Susun Proposal Gencatan Senjata, Libatkan AS sebagai Mediator Utama
"Transparansi menjadi tujuan utama kami dan kami tidak menyembunyikan apa pun."
Pertemuan pertahanan pertama tiga negara
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia menyampaikan sinyal kekhawatiran ketika perjanjian ditandatangani, dengan mengatakan meskipun "Indonesia menghormati hak setiap negara untuk memperkuat sistem pertahanannya", tidak ada perjanjian yang seharusnya meningkatkan "persaingan geopolitik" di kawasan tersebut.