"Indonesia juga mencatat komitmen Australia dan Papua Nugini untuk menghormati kedaulatan, kemerdekaan, dan integritas wilayah negara-negara tetangga sebagaimana yang ditegaskan dalam treaty tersebut," kata mereka.
Namun, Indonesia menunjukkan nada yang jauh lebih tenang, setelah bulan Oktober lalu, Panglima TNI Agus Subiyanto menyatakan "Indonesia dan Australia berdiri berdampingan dalam menjaga stabilitas, keamanan, dan perdamaian di kawasan Indo-Pasifik".
Baca Juga:
AS Edarkan Draf Pembentukan Pasukan Keamanan Gaza, Turki Tekankan Legitimasi Mandat
Satu sumber di pemerintahan Indonesia mengatakan kepada ABC meskipun masih terdapat keraguan terkait perjanjian itu, Australia sudah melakukan "pekerjaan yang baik" dalam menjelaskan isi Perjanjian Pukpuk dan meredakan kekhawatiran tersebut.
Pertemuan pertama para menteri pertahanan yang menghadirkan Dr Joseph, Menteri Pertahanan Australia Richard Marles, dan Menteri Pertahanan Indonesia Sjafrie Sjamsoeddin diadakan hari Rabu ini, di Port Moresby, ibu kota Papua Nugini.
Salah satu sumber pemerintah Australia mengatakan pertemuan tersebut dapat menjadi "langkah besar" bagi Australia dalam upaya membangun kepercayaan strategis antara ketiga negara, meskipun mereka memperingatkan jika membangun kerja sama militer trilateral akan membutuhkan waktu.
Baca Juga:
Eropa dan Ukraina Susun Proposal Gencatan Senjata, Libatkan AS sebagai Mediator Utama
Pemerintah Indonesia sudah dihubungi untuk dimintai komentar.
Usulan 'kolaborasi erat' dengan Indonesia di perbatasan
Dr Joseph mengatakan Papaua Nugini juga memiliki kekhawatiran tentang perbatasannya dengan Indonesia dan potensi ketegangan di Papua Barat yang dapat meluas ke wilayah Papua Nugini.