"Kata konstitusi, kita mesti bawa
pada asal usul kata itu. Di Abad XIV, konstitusi artinya hak untuk membunuh
raja. Mesti paham bahwa dari awal konstitusi dimaksudkan untuk kekuasaan
raja," ucapnya.
"Supaya bisa jadi sirkulasi, maka
periode kekuasaan harus sependek mungkin. Karena itu, biasanya hanya satu
periode dalam sistem demokrasi. Periode kedua itu bonus. Jadi, kalau bikin tiga, itu justru bertentangan dengan ide
demokrasi," katanya lagi.
Baca Juga:
Isu 'Pak Lurah' Minta 3 Periode, Ramai-ramai Menepis Hasto
Tentu, kata Rocky, presiden tiga
periode bisa proper dengan konstitusi, karena revisi di DPR.
Namun, secara
etika, sudah hilang, karena prinsip menghalangi kekuatan
justru dibalikkan menjadi memperpanjang kekuasaan.
"Jadi, saya
anggap dimungkinkan untuk bicara soalnya ini, tapi musti
dilekatkan juga dari sejarah prinsip konstitusi," kata Rocky.
Baca Juga:
Dukung Jokowi 3 Periode, Habib Kribo: Kenapa Tidak?
Rocky sepakat dengan pernyataan eks
Wakil Ketua Umum Gerindra, Arief Poyuono, soal tiga
periode merupakan bagian dari efektivitas kekuasaan.
Namun, kata dia, hal itu bisa
memancing problem baru.
"Sekarang Arief mengatakan bahwa
tidak efektif kalau dua periode, karena periode pertama urusan dagang
sapi, periode dagang kebo, periode ketiga urusan apa? Dagang kodok? Kan duduk perkaranya sama, sehingga orang bilang ada periode keempat supaya dagang segala
macam jenis binatang," kata Rocky.