"Kami harus bertanya juga bagaimana metode dari survei itu? Apa pertanyaannya?" katanya.
Melansir Republika, di awal bulan ini, capres Ganjar Pranowo bersama Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri dan sejumlah pengurusnya berziarah ke makam Soekarno di Blitar, Jawa Timur.
Baca Juga:
Mustikaningrat Tampil Memukau, Visi Ekonomi Sumedang Sugih Jadi Sorotan Debat Pilkada
Salah satu alasan ziarah itu, kata Ganjar, juga demi mengingatkan PDIP untuk bisa bersatu dan akan melawan setiap upaya pemecahbelahan.
"Artinya apa? Kami mesti meneguhkan, sebagai partai kami mesti bersatu dan kuat, nggak bisa dipecah oleh siapapun, dan barang siapa memecah partai ini anda berlawanan dengan banteng. Banteng ketaton itu tidak pernah cengeng, dia akan keras," ujar Ganjar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (3/11/2023) malam.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto menjelaskan keterangan tertulisnya yang menyebut adanya ketua umum partai politik yang ditekan oleh kekuasaan.
Baca Juga:
Sengaja Dihapus, Foto Rano Karno Bersama Terduga Kasus Judi Online Lenyap dari Instagram
Tertekannya ketua umum tersebut terkait dengan pencalonan Gibran Rakabuming Raka sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) dari Prabowo Subianto.
Hasto menegaskan, maksud pernyataannya itu dalam rangka menjaga demokrasi yang diamanatkan kepada partai politik. Ia berharap, kedaulatan partai politik jangan diintervensi oleh kekuasaan yang justru mencoreng semangat reformasi.
"Sehingga yang kami lakukan adalah bagian dari imbauan moral imbauan bahwa semua pihak harus menjaga demokrasi yang sehat untuk tidak melakukan intervensi," ujar Hasto.