WahanaNews.co | Indonesia menjaga Natuna Utara sepenuhnya dari ancaman kapal selam China.
Indonesia berencana menempatkan tiga kapal selam di Natuna untuk menghadapi eskalasi yang ditimbulkan China.
Baca Juga:
Ini Penjelasan Tetangga Kos Wanita yang Diduga Dibunuh Dikamar Kos di Kota Jambi
Tiga kapal selam Indonesia nantinya akan menjadi alutsista strategis untuk membendung ambisi serakah China di Natuna Utara.
Indonesia sendiri sudah mempunyai kapal selam sejak tahun 1960 an.
Di tahun segitu Indonesia sudah sadar bahwa kapal selam merupakan senjata strategis yang perannya tak bisa dianggap enteng.
Baca Juga:
PUPR Tuntaskan Pembangunan Jalan Teluk Buton-Klarik di Natuna
Whiskey class yang dipakai Indonesia saat itu ditugaskan untuk menyusupkan pasukan khusus ke Irian Barat melalui bawah laut.
Penyusupan-penyusupan ini berhasil namun kapal selam Indonesia harus kucing-kucingan menghadapi sergapan AL Belanda.
Pernah dalam suatu misi kapal selam Indonesia kepergok kapal perang Belanda di laut Arafuru.
Belanda sampai membombardir kapal selam Indonesia dengan depth charge berjam-jam.
Kapal selam Indonesia waktu itu lantas melakukan sebuah tindakan cerdik dimana mematikan mesin dalam posisi menyelam sehingga sonar AL Belanda tak bisa melacak suara dari kapal selam tersebut.
Trik tersebut berhasil lantaran AL Belanda mengira kapal selam Indonesia berhasil kabur dari kejaran.
Padahal mereka cuma bersembunyi lantaran jika terus bergerak maka ketahuan AL Belanda.
Misi lain dari kapal selam Indonesia yang mendebarkan ada lagi, yakni bersandi Operasi Kentjana.
Operasi ini ada lantaran pada 1 Oktober 1963 hingga 2 Februari 1964 Indonesia melancarkan Dwikora menentang pembentukan Federasi Malaya.
Indonesia sadar jika yang dihadapi dalam Dwikora ialah persemakmuran Inggris.
Inggris lantas mengirim armada tempurnya ke Malaya untuk melawan Indonesia.
Indonesia mengetahui rencana ini dimana kemudian mengambil tindakan.
Pokok misi dari operasi Kentjana ialah mencegat iring-iringan armada perang Inggris jauh sebelum mendekati Indonesia.
Pelayaran armada Inggris itu dari Australia yang hendak menuju selat Malaka.
Bila dicegat ditengah laut oleh lawan maka moril pelaut Inggris akan jatuh dan memang itu tujuannya.
RI Pasopati, RI Tjandrasa, RI Alugoro dan RI Tjundamani ditugaskan untuk melaksanakan operasi ini.
Keempat kapal selam dibagi dua tim, yakni RI Pasopati dan RI Tjandrasa ditugaskan menjaga selat Sunda.
Sedangkan RI Alugoro dan RI Tjundamani menjaga selat Lombok.
Armada Inggris rupanya lewat selat Lombok.
Tak menunggu waktu lama RI Alugoro dan RI Tjundamani mendadak muncul mengagetkan pelaut Inggris.
Goyah mental pelaut Inggris ternyata sedari tadi dikuntit kapal selam Indonesia tanpa mereka sadari.
Pengalaman Indonesia dalam mengoperasikan kapal selam memang patut diakui.
Pengamat militer dari Uniformed Services University of the Health Sciences Amerika Serikat (AS) Felix K. Chang menjelaskan bila tepat rasanya Indonesia menempatkan kapal selamnya di Natuna.
Hal itu akan berdampak instan kepada China yang sering mengganggu Natuna Utara.
"Itu tidak diragukan lagi merupakan faktor kunci dalam keputusan angkatan laut Indonesia untuk mengakuisisi tiga kapal selam serang diesel-listrik kelas Nagapasa (varian dari kelas Chang Bogo, yang berasal dari Type 209).
Dan angkatan laut jelas memiliki rencana untuk membuat lebih banyak kapal selam, terutama setelah kapal itu bermarkas di pangkalan kapal selam baru di Pulau Natuna pada April 2021," ungkapnya dikutip fpri.org, 27 September 2021.
Selain kapal selam, Indonesia juga tengah memodernisasi angkatan lautnya.
"Angkatan laut Indonesia telah menyusun struktur kekuatan yang dianggap perlu untuk mempertahankan perairan negara dengan baik dalam cetak biru Green-Water Navy nya.
"Pada tahun 2024, membayangkan armada 274 kapal yang akan dibagi menjadi "kekuatan penyerang" dari 110 kapal, "pasukan patroli" dari 66 kapal, dan "kekuatan pendukung" dari 98 kapal.
Khususnya, pasukan itu akan memasukkan selusin kapal selam serang diesel-listrik," jelas Felix.
Paling disorot Felix ialah pembelian FREMM yang dilakukan oleh Indonesia.
“Fregat menawarkan sensor dan sistem senjata yang terintegrasi dengan baik dan rudal canggih yang membuat mereka mampu serta bertahan di medan perang angkatan laut modern.”
"Sebagai tanda bahwa Jakarta mungkin telah mengubah praktik pengadaan angkatan lautnya di masa lalu, enam dari delapan fregat yang dipesannya dari Italia pada Juni 2021."
"Rinciannya dua kapal akan ialah fregat second hand kelas Maestrale era 1980-an yang perlu dimodernisasi sebelum dipindah tangankan, enam sisanya akan menjadi frigat multi-misi FREMM yang baru dibangun, yang dirancang integrasi sensor dan sistem senjata," jelas Felix.
Semua hal di atas salah satunya ditujukan untuk melawan agresivitas China di Natuna Utara.
Pengamat militer lainnya yakni Shang-su Wu mengatakan jika benar adanya Indonesia harus mengandalkan kapal selamnya untuk menjaga Natuna Utara.
"Armada kapal selam Indonesia yang cukup besar dan berkembang mungkin merupakan kekuatan bawah laut yang mandiri dan tangguh untuk pencegahan," jelas Shang dikutip dari cimsec.org, 14 September 2020.
Indonesia sendiri akan tetap memperbanyak jumlah kapal selam miliknya untuk menjaga kedaulatan NKRI bukan cuma di Natuna Utara saja yang tengah diincar China, namun juga di wilayah lain. [qnt]