Justru jika dilihat menurut logika elektoral, Arya menilai PDIP yang akhirnya akan menyerah mendukung Ganjar.
“Ganjar menurut survei itu kan masuk terus dua besar, jadi tentu kalau memecat Ganjar itu PDIP akan kehilangan momentum politik. Apalagi dia partai pertama, dua kali jadi pemenang, enggak akan mau kehilangan momentum Pilpres 2024. PDIP pasti akan pikir panjang untuk pecat Ganjar,” tutur dia.
Baca Juga:
Pemohon Uji Materi UU Pemilu Desak Percepatan Pelantikan Presiden Terpilih
"Dia sadar juga elektabilitas Puan enggak sampai 3-5%. Kalau dia dukung Prabowo juga, elektabilitasnya cenderung stagnan. Kalau Prabowo/Puan mentok pasti milih Ganjar,” imbuhnya.
Arya memprediksi PDIP hanya akan memberikan sanksi disiplin kepada kader yang melanggar titah DPP terkait deklarasi Capres Ganjar, termasuk FX Rudy, untuk menegaskan kekuasaan partai.
Namun, ia menekankan, jika dinilai tepat pada saatnya nanti, PDIP akan berbalik mendukung Ganjar.
Baca Juga:
Mahfud MD: Saya Lebih Baik dari Prabowo-Gibran, tetapi Rakyat Lebih Percaya Mereka
“Saya duga gitu [ada sanksi disiplin], nanti akan dipulihkan lagi haknya secara politik. PDIP pasti mau menunjukkan partainya tegas. Tapi pada saat yang sama itu membangun semacam image bahwa Ganjar terzalimi, karena partainya membatasi ruang geraknya,” ucap dia.
Arya menduga, dukungan PDIP pada Ganjar akan berakhir sama dengan dukungan kepada Presiden Jokowi pada Pemilu terdahulu.
PDIP akhirnya mengusung kader yang mendapat dukungan besar publik.