WahanaNews.co | Polemik seputar
pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta, apakah tetap di 2022 atau bergeser ke 2024,
ternyata ada kaitannya dengan niat politisi Partai Gerindra, Ahmad Riza Patria,
yang kini mendampingi Gubernur Anies Baswedan di Balaikota.
Kecenderungan itu, setidaknya, terbaca dari kajian sejumlah analis yang
disampaikan kepada media.
Baca Juga:
Janji Hidupkan Kembali Budaya dan UMKM Betawi, Ridwan Kamil Sambangi Warga Meruya Utara Kembangan
Pengamat politik dari Universitas
Al-Azhar, Ujang Komarudin, melihat, Wakil
Gubernur DKI, Ahmad Riza Patria, bisa menjalankan tiga skenario jika Pilkada diselenggarakan tahun
depan.
"Skenario pertama, Riza bisa maju sendiri menjadi Calon Gubernur, tanpa Anies Baswedan," kata Ujang, melalui pesan singkatnya, Kamis (28/1/2021).
Skenario lain, Riza bisa tetap menjadi
Wakil Gubernur bergandengan dengan Anies.
Baca Juga:
Penuhi Syarat Dukungan, Dharma-Kun Jadi Calon Independen di Pilkada Jakarta 2024
Dan, ketiga, Riza juga bisa disandingkan
dengan Tri Rismaharini, yang berpotensi diusung PDI Perjuangan menjadi
penantang Anies.
Menurut Ujang, menyandingkan Riza
dengan Risma sangat mungkin terjadi, karena hubungan PDIP dengan Gerindra
sedang berjalan harmonis.
"Riza bisa saja menjadi wakil
Risma, karena tak ada yang tak mungkin dalam politik. Hubungan kedua
partai mereka juga sedang berjalan baik," katanya.
Namun, kata dia, skenario itu semua
tergantung dari dinamika politik yang akan terjadi ke depan.
Sejumlah partai di Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR) mendorong agar Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada tetap digelar pada 2022 dan 2023.
Dorongan itu muncul dalam pembahasan
revisi Undang-Undang Pemilu yang berlangsung di DPR.
Sebelumnya, Riza Patria juga mengatakan
keinginannya agar Pilkada DKI digelar pada 2022.
Menurut Ujang, jika Riza Patria mau
aman, lebih baik tetap bergandengan dengan Anies lagi.
"Satu paket dengan Anies. Karena, Aniesnya incumbent Gubernur. Dianya incumbent
Wakil Gubernur. Kuat dan bisa menang lagi," pungkasnya. [qnt]