WahanaNews.co | Ketua DPP PPP Achmad Baidowi menilai, sikap Presiden Joko Widodo minta menterinya setop bahas penundaan pemilu menepis dugaan-dugaan publik.
Bahwa isu penundaan pemilu dan perpanjangan presiden itu bukan ide dari Presiden Jokowi.
Baca Juga:
Dua Oknum ASN Pemkab Manokwari Disebut Bawaslu Langgar Netralitas
"Itu menegaskan bahwa usulan penundaan pemilu bukan dari presiden," ujar politikus yang akrab disapa Awiek kepada wartawan, Rabu (6/4).
Ia berharap pernyataan Jokowi menghentikan dugaan-dugaan liar mengenai perpanjangan masa jabatan presiden yang ditujukan kepada Jokowi.
"Sehingga tak ada lagi dugaan-dugaan liar di lapangan," jelas Awiek.
Baca Juga:
KPU Bone Bolango Sosialisasikan Pembentukan Pantarlih untuk Pemilihan Bupati Tahun 2024
Selain itu, para menteri kabinet harus patuh terhadap instruksi Jokowi tersebut. Jangan lagi ada yang bahas penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden.
Mendengar pernyataan Jokowi ini, PPP menegaskan sikapnya tetap mendukung masa jabatan presiden maksimal dua periode sesuai dengan konstitusi.
"PPP menegaskan taat konstitusi bahwa siklus pemilu lima tahun sekali dan masa jabatan presiden lima tahun dan hanya bisa dipilih kembali untuk sekali masa jabatan," jelas Awiek.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegur para pembantunya agar fokus kerja. Tidak lagi mengurusi isu penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan.
"Fokus kepada bekerja dalam penanganan kesulitan-kesulitan yang kita hadapi. Jangan sampai ada lagi yang menyuarakan lagi mengenai urusan penundaan, urusan perpanjangan, enggak," kata Jokowi saat Sidang Kabinet Paripurna yang disiarkan dalam saluran YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (6/4).
Dia menegaskan kembali, pada situasi saat ini seluruh jajaran menteri harus fokus bekerja. Menyampaikan langkah-langkah yang sudah diambil kepada masyarakat.
"Sekali lagi jelaskan situasi global yang sedang sangat sulit. Sampaikan dengan bahasa rakyat dan langkah-langkah yang sudah diambil pemerintah apa dalam menghadapi krisis dan kenaikan inflasi dan jangan menimbulkan polemik di masyarakat," bebernya. [rin]