WahanaNews.co, Jakarta - Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming menyatakan komitmen penuh mendukung pencapaian target net zero emisi rumah kaca.
Komandan Tim Komunikasi TKN Prabowo-Gibran, Budisatrio Djiwandono menjelaskan, pasangan tersebut telah menyusun sejumlah langkah guna mewujudkan komitmen tersebut, termasuk penurunan jejak karbon dan air, serta penggunaan bioplastik.
Baca Juga:
DPD MARTABAT Prabowo-Gibran DKI Jakarta Siap Menangkan RIDO Satu Putaran
"Indonesia telah meratifikasi Paris Agreement, dan kita memiliki target nol emisi pada tahun 2060. Dalam waktu dekat tahun 2030, kita memiliki target mengurangi emisi sebesar 31,89 persen," kata Budisatrio pada Kamis (18/01/24).
Menurut Budisatrio, isu lingkungan itu berkaitan langsung dengan pembangunan berkelanjutan yang masuk dalam 17 Program Prioritas Prabowo-Gibran. Tujuan utamanya, menjamin kehidupan yang sehat dan nyaman bagi generasi mendatang.
Adapun percepatan capaian target net zero emisi gas rumah kaca akan diupayakan melalui penurunan jejak carbon (carbon footprint) dan jejak air (water footprint) dalam berbagai produk dan aktivitas.
Baca Juga:
DPD MARTABAT Prabowo-Gibran DKI Jakarta Dukung Ridwan Kamil-Suswono di Pilgub 2024
Budisatrio menilai, dalam upaya tersebut dibutuhkan kebijakan dari pemerintah dan edukasi terhadap masyarakat.
"Pembiasaan penggunaan kendaraan umum, kendaraan listrik yang lebih rendah emisi bisa jadi pilihan. Termasuk juga proses industri makanan dan berbagai produk yang rantai karbonnya panjang. Memang butuh keberpihakan." paparnya.
Langkah selanjutnya, juga mencakup penggunaan bioplastik untuk menurunkan tingkat emisi, di mana volume sampah yang masih tinggi dapat menghasilkan gas rumah kaca.
Budisatrio mengatakan, Prabowo-Gibran mencantumkan percepatan penggunaan bioplastik sebagai ganti plastik secara khusus dalam visi-misi mereka.
Kemudian, capaian net zero juga dipercepat melalui peningkatan pengelolaan tanah, air, dan hutan yang akan dilakukan secara lestari.
"Emisi karbon terbesar kita itu berasal dari sektor kehutanan dan pertanian. Jadi memang dibutuhkan pengelolaan tanah air dan hutan kita secara lestari. Hutan seharusnya penyerap karbon, bukan memproduksi karbon karena adanya kebakaran hutan. Ini juga jadi perhatian," katanya.
Terakhir, Prabowo-Gibran bakal terus mengakselerasi pengembangan sumber daya alam yang terkait dengan ekonomi hijau, termasuk penyerapan karbon, carbon sink dan carbon offset. Tak hanya mengurangi emisi, langkah itu sekaligus menjadi kesempatan pada ekosistem ekonomi hijau.
"Dan terkait regulasi perdagangan karbon yang baru saja berjalan, kita akan melakukan penyempurnaan regulasi terkait carbon trade dan kelengkapan lembaga penunjangnya di Bursa Efek Indonesia," pungkas Budisatrio.
[Redaktur: Sandy]