WahanaNews.co | Pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari, meyakini,
Pemerintahan Joko Widodo alias Jokowi masih sangat kuat karena
didukung banyak pihak.
"Desakan agar Joko Widodo mundur
dari jabatan Presiden dinilai hanya opini yang dibangun di media sosial,"
kata Qodari, melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu (11/7/2021).
Baca Juga:
Isu 'Pak Lurah' Minta 3 Periode, Ramai-ramai Menepis Hasto
Ia menilai, realita
di lapangan Pemerintahan Jokowi masih sangat kuat.
Oleh sebab itu, masyarakat diminta
tidak terpaku pada wacana di media sosial, karena hal tersebut mudah dimainkan.
Qodari mengatakan, politik Indonesia ada di dua level.
Baca Juga:
Dukung Jokowi 3 Periode, Habib Kribo: Kenapa Tidak?
Pertama, level elite yang sampai saat
ini susunan partai pendukung pemerintah belum berubah.
Ada PDI Perjuangan, Golkar, PKB,
NasDem, Perindo, Hanura, PPP, PSI, PKPI, dan PBB.
Bahkan, Partai Gerindra pun solid
mendukung pemerintah.
Untuk kelompok oposisi, ada Partai Demokrat dan PKS.
PAN tidak secara terang-terangan
mendukung pemerintah.
Tapi, Qodari
membaca, Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan, cenderung berpihak pada pemerintah.
Atas dasar itu, pemerintahan saat ini
dinilai masih sangat kuat.
"Belum lagi kalau kita bicara
kelompok-kelompok strategis, seperti TNI dan Polri, saya lihat
masih sangat solid," ujar Qodari.
Pada level masyarakat, kepuasan
masyarakat terhadap Jokowi masih tinggi.
Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), yang dirilis pertengahan Juni,
menyebutkan 75,6 persen warga puas dengan kinerja Jokowi.
Kemudian, hasil
survei Indikator Politik Indonesia, yang dirilis pada April, tingkat kepuasan atas kinerja Jokowi ada
di 64 persen.
Menurut dia, biasanya kritik muncul
saat ada masalah.
Apalagi saat ini Indonesia sedang
menghadapi situasi sulit melawan Covid-19, di mana kasus
baru dan angka kematian terus naik dan juga menggerus perekonomian.
"Seharusnya semua kekuatan bangsa, baik
di dalam pemerintahan maupun oposisi, saling mendukung satu sama lain
ketika ada masalah, terutama mengatasi pandemi Covid-19," ujarnya. [dhn]